Nabire, Jubi – Jumat Agung diperingati oleh umat Kristiani pada Jumat, (7/4/2023). Jumat Agung merupakan salah satu dari tiga hari suci yang dirayakan oleh umat Kristiani antara lain Kamis Putih, Jumat Agung, dan Hari Paskah.
Jumat Agung menjadi salah satu rangkaian sakral bagi umat Kristiani yang menjadi peringatan wafatnya Yesus Kristus yang jatuh pada hari Jumat.
Sama halnya juga dilaksanakan 5000-an umat Katolik dan umat dari denominasi agama lainnya di Kabupaten Nabire, Papua Tengah mengikuti prosesi jalan salib suci untuk mengenang kematian Tuhan Yesus Kristus.
Jalan salib ini diselenggarakan oleh Gereja Katolik Kristus Sahabat Kita (KSK) Nabire sebagai tuan rumah dimukai dari kantor bupati kabupaten Nabire menuju ke bukit penyaliban yang berada di bukit Meriam.
Prosesi jalan Salib dihadiri juga umat Katolik dari paroki lainnya yang berada di Nabire seperti umat Kristus Raja Malompo dan St. Antonius Wonorejo.
Hal itu disampaikan oleh ketua panitia perayaan Paskah Paroki KSK Nabire, Edmar Ukaago kepada Jubi usai perayaan Jumat Agung, pada Jumat, (7/4/2023) bahwa prosesi jalan Salib digelar untuk mengenang sengsara wafatnya Tuhan Yesus Kristus beribu tahun yang lalu.
“Tuhan Yesus telah wafat untuk kita umat manusia berabad abad tahun silam, sehingga hari ini kami melakukan prosesi jalan salib suci untuk mengenang kembali kisah sengsara Tuhan Yesus Kristus di Kayu Salib,” kata Edmar Ukaago.
Ukaago mengatakan, prosesi jalan salib adalah agenda tahunan paroki KSK Bukit Meriam Nabire untuk mengenang sengsara dan wafat Tuhan Yesus.
Menurut dia, sejak tahun 2019 pihaknya tidak melaksanakan jalan salib karena Covid.
“Terakhir kali dilaksanakan tahun 2019 kemudian terhenti dan dilanjutkan kembali tahun 2023 ini,” ujarnya.
Seniman Papua asli Meepago ini mengatakan, sebulan lalu pihaknya diangkat sebagai panitia pelaksana merencanakan prosesi tersebut akan dilaksanakan dari taman Gizi Oyehe, akan tetapi berhubung satu dan lain hal maka panitia memutuskan dilaksanakan dari lapangan apel kantor Bupati Nabire.
“Jadi setelah mendapatkan izin dari Pemda Nabire dan pihak Polres Nabire. Sehingga prosesi bisa dilaksanakan dengan aman, dan dimulai dari kantor Bupati Nabire pukul 08.00 dan berakhir di bukit penyaliban Meriam pada jam 12.00,” ujar dia.
Terlaksananya kegiatan itu, lanjut dia, dengan segala keterbatsan pihaknya bekerja sebulan lebih untuk menyukseskan Paskah tahun ini.
“Itu karena kami didukung umat sehingga seluruh rangkaian misa pekan suci ini dapat kami laksanakan dengan baik mulai dari Rabu Abu, Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Malam Paskah dan Hari Raya Paskah,” ujar Ukaago.
Khusus untuk prosesi jalan Salib ini, tahun-tahun berikut tetap dilaksanakan karena ini merupakan agenda Paroki KSK untuk setiap tahun.
Pastor Paroki KSK Nabire, Romo Yohanes Agus Setiyono, SJ mengatakan, tiga makna penting dalam perayaan Jumat Agung yang perlu diketahui dan dilaksanakan oleh umat manusia.
“Makna Jumat Agung yang pertama bagi umat Kristiani adalah pengampunan dari Tuhan. Penyaliban Yesus Kristus sebagai bentuk kecintaannya pada semua umat Kristiani dengan mengampuni dosa mereka. Yesus selalu menunjukkan betapa pentingnya kasih bagi kehidupan. Ia senang membantu dan mengasihi orang yang ada di sekitarnya. Bahkan, ia berdoa kepada Allah untuk mengampuni semua yang membunuhnya,” katanya.
Makna Jumat Agung yang kedua allah penderitaan bukanlah akhir. Setiap orang yang memiliki beban dan penderitaannya masing-masing. Siapapun yang mengikuti Yesus Kristus harus siap memikul beban dan penderitaan.
“Makna ketiga adalah mentalitas pemenang. Kita sebagai pemenang ketika berhasil melewati tantangan atau halangan. Dengan melewati tantangan dan halangan, maka seseorang bisa menuju ke tingkat selanjutnya dalam hidupnya. Dengan ini kepribadian seseorang akan terbentuk,” kata dia. (*)