Vatican City, Jubi – Paus Fransiskus memimpin kebaktian Jumat Agung di Vatikan di bawah bayang-bayang perang di Ukraina. Pemimpin Gereja Katolik Roma berusia 85 tahun itu berjalan di lorong utama Basilika Santo Petrus dengan timpang, karena menderita sakit di lutut dan kakinya.
Ia tidak bersujud di atas lantai marmer seperti yang biasa dia lakukan pada kebaktian serupa sebelumnya. Kebaktian Jumat Agung itu menjadi salah satu dari sedikit prosesi, ketika Paus tidak menyampaikan homili.
Lapaoran Reuters dikutip Antara, Sabtu, (16/4/2022), Paus menyerahkan homili kepada pengkhotbah rumah tangga kepausan, Kardinal Raniero Cantalamessa. Dalam kotbahnya Cantalamessa mengatakan perayaan Paskah kali ini diakui tidak dengan menggembirakan di tengah konflik Rusia Ukraina.
“Tahun ini kita merayakan Paskah tidak dengan suara lonceng yang menggembirakan, tapi dengan kebisingan suara bom dan ledakan tak jauh jauh dari sini,” kata Cantalamessa merujuk pada perang di Ukraina.
Mengutip seruan damai Injil “Menempa pedangmu menjadi mata bajak dan tombakmu menjadi sabit”, Cantalamessa berbicara tentang mengubah “rudal menjadi pabrik dan rumah”.
Pada Jumat (15/4) malam, Fransiskus dijadwalkan memimpin prosesi “Via Crucis” (Jalan Salib) di Koloseum Roma.
Tahun ini, keputusan Vatikan untuk menyertakan warga Ukraina dan Rusia dalam salah satu bagian prosesi itu telah menimbulkan gesekan di kalangan pemimpin Katolik Ukraina, yang telah meminta agar hal itu dipertimbangkan lagi. Pada Sabtu petang, Fransiskus akan memimpin Misa Malam Paskah di basilika itu.
Sedangkan Pada Minggu Paskah, hari terpenting dalam kalender liturgi Kristiani, dia akan menyampaikan Misa di Lapangan Santo Petrus dan kemudian membawakan pesan dan pemberkatan “Urbi et Orbi” (kepada kota dan dunia) yang dilakukan dua kali setahun.. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!