Jayapura, Jubi โ Direktur Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Abepura, dr Daisy C Urbinas menyatakan sejumlah pelayanan medis di gedung Instalasi Gawat Darurat RSUD Abepura telah dipindahkan karena gedung itu terbakar pada Selasa (9/5/2023). Urbinas menyatakan seluruh pelayanan RSUD Abepura pada Rabu (10/5/2023) telah berjalan lagi.
Gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Abepura di Kota Jayapura, Papua, terbakar pada Selasa. Kebakaran itu diduga bersumber dari hubungan arus pendek gudang logistik yang terletak di lantai 2 gedung itu.
Akibatnya, IGD yang terletak di lantai 1 gedung itu, serta gudang logistik dan instalasi gizi yang berada di lantai 2 gedung itu, tidak bisa digunakan.
โDi gedung IGD tidak bisa melakukan pelayanan lagi. Listrik dan air tidak bisa jalan,โ kata Urbinas kepada wartawan, pada Rabu (10/5/2023). Selain itu, ruang perawatan anak yang terletak di gedung lain juga ikut rusak terbakar pada Selasa.
Urbinas menyatakan pihaknya telah memindahkan pelayanan IGD ke ruang poli. Sementara ruang pelayanan pasien anak dipindahkan ke ruang bedah. Ia menyatakan pelayanan di RSUD Abepuraโbaik rawat jalan, ย rawat inap, maupun IGDโpada Rabu telah berjalan dengan baik.
Hingga Rabu siang bau asap di RSUD Abepura masih menyengat. Air yang digunakan untuk memadamkan api pada Selasa masih terlihat menggenang di sana.
Di gudang logistik lantai 2 IGD, tampak kerangka tempat tidur yang hangus. Di ruang Instalasi Gizi, sisa bahan makan kering dan basah yang terbakar terlibat di rak. Meskipun sebagian besar ruang Instalasi Gizi rusak,ย para petugas terlibat bekerja menyiapkan makanan untuk 70 pasien di sana.
โInstalasi gizi 65 persen ruangannya tidak bisa dimanfaatkan lagi. Sisa 35 persen [ruangan] yang mereka [petugas] bisa pakai untuk menyiapkan minuman makanan pasien,โ ujar Urbinas.
Urbinas menyatakan ada dua pasien yang meninggal ketika puluhan pasien RSUD Abepura dievakuasi ke pelataran parkir rumah sakit itu pada kebakaran Selasa. Mereka adalah Kristina Mano (50 tahun, dirawat di ruang ICU) dan Yuli Elopere (dirawat di ruang paru-paru).
Urbinas menyatakan sebelum kebakaran terjadi, kedua pasien itu sudah dalam kondisi kritis. โ[Pasien yang meninggal] bukan karena kebakaran atau terbakar. Pasien memang kritis, dan saat kebakaran pasien harus dievakuasi. Saat evakuasi itu, kedua pasien meninggal,โ kata Urbinas.
Urbinas menyatakan pihaknya berfokus untuk segera membangun kembali IGD dan ruang perawatan anak RSUD Abepura. Ia menyatakan tim sedang menghitung kerugian yang ditimbulkan kebakaran ituโbaik gedung, alat medis, hingga alat kantor.
โKami belum bisa pastikan nominal kerugian. Tim sedang melakukan pengecekan ke lapangan. [Setelah nilai kerugian bisa dipastikan] akan kami laporkan kepada Gubernur Papua,โ ujarnya.
Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Abepura, Petrus Benyamin Pepuho menyatakan gedung IGD yang terbakar dibangun pada 2020. Ia menyatakan gedung itu harus diruntuhkan terlebih dahulu agar bisa dibangun lagi.
Pepuho menyatakan luas gedung IGD yang terbakar itu 5.000 meter persegi. Ia memperkirakan kerugian kebakaran itu mencapai Rp9 miliar, dan pengerjaan pembangunan baru membutuhkan waktu enam bulan.
Pelaksana Tugas Asisten II Setda Papua, Suzana Wanggai menyatakan Pemerintah Provinsi Papua akan membantu pembangunan IGD RSUD Abepura yang baru. Ia masih menunggu laporan kerugian kebakaran tersebut.
โItu [pembangunan ulang] pasti akan dibantu. Akan kamiย lihat ke depan. Kami masih menunggu dulu [laporan] tim,” ujarnya.
Tenaga Ahli Kementerian Sosial Bidang Rehabilitasi Sosial, Benhur Tomi Mano menyatakan tim Kementerian Sosial sedang mendata kebutuhan RSUD Abepura. Menurutnya, hasil pendataan itu akan menjadi pegangan untuk memberikan bantuan kepada RSUD Abepura.
โTim kami lagi melakukan assessment atau pendataan apa-apa yang akan kami bantu pasca kebakaran. Mungkin tenda dan lain-lain yang dibutuhkan rumah sakit,โ kata Mano kepada wartawan. (*)