Jayapura, Jubi – Wakil Direktur Umum dan Keuangan, Petrus Benyamin Pepuho memperkirakan nilai kerugian yang ditimbulkan kebakaran gudang logistik RSUD Abepura di Kota Jayapura, Papua, pada Selasa (9/5/2023) mencapai Rp9 Miliar. Hal itu dinyatakan Pepuho di Kota Jayapura, Selasa.
Pepuho menyatakan taksiran kerugian miliar rupiah itu terdiri atas taksiran nilai kerusakan bangunan mencapai Rp5 Miliar, dan nilai kerugaian peralatan penunjang pelayanan kesehatan berkisar Rp4 Miliar. “Kerugian besar sekali. Saya punya estimasi sementara sampai Rp9 Miliar,” kata Pepuho.
Pepuho menyatakan kebakaran itu menyebabkan gedung IGD rusak parah. Pepuho menyatakan di gedung IGD itu terdapat ruang laboratorium, ruang farmasi, ruang rekam medik, ruang keuangan. Di lantai dua, ada gudang logistik yang diduga menjadi sumber kebakaran pada Selasa siang. Selain itu, ruang perawatan anak di gedung terpisah juga rusak akibat insiden tersebut.
Pepuho menyatakan kebakaran itu menyebabkan seluruh ruangan di gedung IGD itu rusak. “Bangunan IGD dua lantai itu tidak bisa digunakan lagi,” ujarnya.
Pepuho menyatakan 53 pasien RSUD Abepura yang sempat dievakuasi ke pelataran parkir saat kebakaran terjadi telah dikembalikan ke ruang perawatan. Sejumlah pasien rawat inap anak kini menjalani perawatan di ruang bedah.
Kepala Ruangan IGD RSUD Abepura, Korona Womsior menyatakan saat kebakaran terjadi, IGD RSUD Abepura sedang merawat 13 pasien. Karena kebakaran itu, 13 pasien tersebut dievakuasi ke pelataran parkir.
Setelah pemadaman berhasil, 13 pasien itu dirawat di ruang bedah, ruang ICU, serta ruang penyakit dalam pria dan wanita. Hingga Selasa malam, satu persatu pasien UGD mulai dipindahkan dari pelataran parkir. . “Pasien kami yang musibah tadi siang ini kami pindahkan ke ruangan lain,” ujarnya.
Womsior menyatakan sejauh ini 13 pasien di UGD dalam kondisi baik. Ia menyatakan petugas terus memantau kondisi mereka. “Kondisi di IGD sangat darurat, namun kami menjalankan fungsi kami menangan pasien kami tersebut, sehingga tidak menghambat atau mengurangi proses perawatan medisnya,” katanya. (*)