Sentani, Jubi – Masyarakat Kampung Yongsu Spari, Distrik Ravenirara, dan Kampung Dormana dan Yepase, Distrik Depapare di Kabupaten Jayapura mengaku masih kesulitan mengakses layanan/jaringan komunikasi dan internet, setelah menara telekomunikasi milik Indosat dibangun.
Kepala Dinas (Kadis) Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Jayapura, Gustaf Griapon, mendapat laporan masyarakat tersebut langsung turun lapangan guna memastikan kendala layanan jaringan internet.
“Beberapa hari ini, kami sudah turun lapangan, langsung ke Distrik Ravenirara dan juga Depapre. Seperti yang dilaporkan oleh masyarakat, situasi tersebut yang kami dapati dalam kunjungan monitoring,” ujarnya, saat dihubungi di Sentani, Rabu (10/5/2023).
Dikatakan, setelah dari Distrik Ravenirara dan Depapre, ia juga turun langsung ke Distrik Kemtuk dan sejumlah kampung di sana juga mengalami hal yang sama.
Pihaknya dalam waktu dekat akan menyurati Dirjen Pos dan Informartika untuk menindaklanjuti aspirasi masyarakat tersebut. “Hasil monitoring dan laporan warga akan ditindaklanjuti, termasuk melapor kepada penjabat bupati dan sekda. Kemudian tindak lanjuti pertemuan dengan pihak provider Indosat,” jelasnya.
Ketua Bamuskam Yongsu Spari, Distrik Ravenirara, Zakarias Sorondanya, menjelaskan bahwa sejak dibangunnya tower tersebut, layanan hanya berlangsung 2 bulan, setelah itu warga mengalami kendala seperti sinyal hilang (mati), kemudian pulsa yang sudah dibeli baik telepon maupun data internet tidak berfungsi lagi. Ia merincikan, saat ini masyarakat di kampungnya ada 400-an jiwa dan pengguna telepon seluler sebanyak 100-an orang.
“Kehadiran fasilitas pendukung seperti menara telekomunikasi yang sudah terbangun, kami sangat berterima kasih. Kami juga berharap agar masyarakat di kampung ini dapat dilibatkan dalam operasionalnya menara telekomunikasi, termasuk penjualan pulsa dan lain sebagainya,” katanya.
Kepala Kampung Dormena, Distrik Depapr, Alfret Welem Seserai, menjelaskan bahwa sejak Agustus 2022 lalu, menara telekomunikasi ini selesai dibangun. Awalnya berjalan baik, kurang lebih dua hingga tiga bulan, kemudian terjadi gangguan sinyal lemah bahkan hilang sama sekali.
“Masyarakat memilih ke kampung tetangga untuk mendapatkan layanan jaringan internet serta telekomunikasi yang baik untuk kepentingan dan keperluan mendadak,” katanya. (*)