Jayapura, Jubi – Di bawah cuaca mendung setelah semalam diguyur hujan, prosesi ibadah pelepasan dan pemakaman Gubernur Papua periode 2013 – 2023, Lukas Enembe berlangsung khidmat di halaman rumah kediamannya, Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, Jumat (29/12/2023). Jenazah Enembe kemudian dimakamkan di dekat Pos Pekabaran Injil Gereja Injili di Indonesia Jemaat Dea Pasifik.
Pada Jumat, halaman rumah kediaman mendiang Lukas Enembe dipadati lautan orang. Prosesi ibadah pelepasan hingga pemakaman Enembe yang dipimpin Presiden GIDI, Pdt Dorman Wandikbo berlangsung lancar sejak pukul 10.00 hingga pukul 15.00 WP.
Selama prosesi ibadah itu, peti jenazah mendiang Lukas Enembe yang diletakan di atas dipan yang ditaruh di tengah lapangan, dikelilingi keluarga yang duduk disampingnya. Tenda-tenda panjang yang didirikan di ketiga sisi halaman rumah dipadati para pelayat, hingga ke sudut-sudut halaman kediaman mendiang di Kompleks Residence Timoramo. Sebagian pelayat harus mengikuti prosesi ibadah pelepasan dan pemakaman Enembe dari bagian luar rumah itu.
Seusai ibadah itu, beberapa pihak keluarga dekat, kerabat, tokoh agama, tim pengacara, hingga perwakilan sejumlah organisasi menyampaikan kesan dan kenangan mereka bersama mendiang Lukas Enembe.
Pater John Djonga, salah satu pimpinan agama Katolik di wilayah Koya yang hadir melayat menuturkan pengalamannya berinteraksi dengan Lukas Enembe. Di matanya, Enembe merupakan sosok pemimpin yang berani memperjuangkan kepentingan warganya.
“Waktu kami bertemu [dengan mendiang Lukas Enembe], dia bilang, ‘Pater, tolong bantu saya sama-sama perjuangkan keadilan dan kebenaran di Tanah Papua, untuk orang Papua,” kata Pater John.
Pater John mengatakan cuaca mendung pada Jumat siang menjadi pertanda bahwa seluruh rakyat beserta alam Papua mencintai Lukas Enembe dan ikut menangisi kepergian Lukas Enembe pada 26 Desember 2023 lalu. “Jadi, bukan kita saja yang berduka, tapi alam Papua yang kaya raya ini juga sedang berduka untuk Bapak Lukas. Ia pemimpin besar,” kata Pater John yang telah 30 tahun melayani di Tanah Papua.
Mendiang Lukas Enembe meninggalkan seorang istri, Yulce Wenda Enembe, dan tiga orang anak—Astrac Bona TM Enembe, Eldorado Gamael Enumbi, dan Dario Alvin Nells Isak Enembe.
Yulce Wenda juga mengenangkan mendiang Lukas Enembe. “Bapa, terima kasih banyak atas perizinanmu, perjalanan hidup bersama-sama dengan kami sekeluarga, anak-anak dengan saya. Kalau ada salah yang dilakukan, maafkan kami. Selamat jalan dengan senang. Engkau sudah bersama-sama dengan Tuhan,” kata Yulce Wenda Enembe saat memberikan kata-kata terakhir sebelum peti jenazah suaminya dibawa ke lokasi pemakaman.
Jenazah Lukas Enembe kemudian diarak menuju lokasi pemakaman yang berjarak sekitar 1 kilometer dari rumah kediaman Enembe. Enembe dimakamkan di sebidang lahan miliknya, yang terletak di antara kediamannya dan Pos Pekabaran Injil (PI) Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Jemaat Deo Pasifik.
Para pelayat berangsur meninggalkan rumah duka mulai pukul 16.00 WP. Para pelayat yang sehari sebelumnya berjalan kaki mengantarkan jenazah mendiang Lukas Enembe dari Sentani hingga Koya Tengah dipulangkan dengan sejumlah truk dan mobil pick-up (blakos). Dengan dikawal aparat keamanan, para pelayat itu diantar ke sejumlah titik pisah di Kota Jayapura hingga Sentani, Ibu Kota Kabupaten Jayapura. Banyak juga pelayat yang pulang mengendarai sepeda motor. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!