Jayapura, Jubi – Ketua Dewan Adat Biak Apolos Sroyer menyampaikan duka cita atas kepergian Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe pada 26 Desember 2023.
Apolos Sroyer mengatakan, Lukas Enembe semasa hidupnya adalah bapak, tokoh dan pejuang harkat dan martabat bangsa Papua.
“Lukas Enembe adalah seorang pemimpin suku besar di Tanah Papua yang telah kita tokohkan sebagai pemimpin yang berani, pemimpin yang tangguh menghadapi berbagai tantangan selama hampir 10 tahun kepemimpinannya,” kata Apolos Sroyer dalam rekaman video yang diterima Jubi di Jayapura, Jumat (29/12/2023).
Menurut Apolos Sroyer, pada akhhir masa kemimpinannya, saat rasisme bertumbuh subur di Tanah Papua, Lukas Enembe malah diperhadapkan pada masalah hukum yang tidak ada kepastian. Namun, beliau pun telah menghembuskan napasnya di RS Gatot Subroto saat masih menjalani ketidakpastian hukum itu.
Sebagai tanda dukanya, Apolos Sroyer mengajak masyarakat adat Papua dan pemimpin-pemimpn suku, untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Lukas Enembe, karena semasa hidupnya beliau dianggap telah memperjuangkan harkat dan martabat orang asli Papua atau OAP.
Apolos Sroyer juga secara khusus mengajak masyarakat adat Biak, untuk berdoa dan mengucap syukur, serta memberikan rasa dukacita kepada mendiang Lukas Enembe.
“Kita terus berdoa dan bekerja untuk keadilan, harkat dan martabat manusia Papua,” ujar Sroyer.
Sroyer mengharapkan agar pemimpin-pemimpin Papua ke depannya, terus memperjuangkan harkat dan martabat orang asli Papua. Dia bahkan mengundang mananfir-mananfir (tokoh adat Biak), tokoh gereja, pemimpin suku, keret, marga dan kampung di sekitar wilayah Biak Numfor dan Supiori, serta masyarakat adat Papua di wilayah adat Tabi-Mamta, Saireri, Lapago, Animha, Meepago, Domberai dan Bomberai, untuk berdoa bagi Lukas Enembe.
“Selamat jalan bapak peradaban bangsa Papua,” kata Sroyer. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!