Nabire, Jubi – Jenazah Yalingga Jikwa, salah satu korban konflik antar warga di Topo telah ditemukan di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, pada 29 Juni 2023. Jenazah Yalingga Jikwa telah diperabukan di Kampung Sanoba, Nabire, pada 30 Juni 2023, dan keluarga Yalingga menyatakan telah siap menjalani ritus perdamaian untuk mengakhiri konflik di Topo.
Hal itu dinyatakan Yundison Jikwa, kakak kandung Yalingga Jikwa, di Nabire pada Senin (3/7/2023). “Pada 1 Juli 2023, pihak keluarga korban telah bersepakat untuk menempuh jalur damai. Selama ini keluarga korban meminta pencarian jasad adik kami. Yalingga Jikwa sudah ditemukan, sehingga proses perdamaian antara pihak yang bertikai bisa dilangsungkan. Itu permintaan kami, keluarga korban,” kata Yundison.
Yundison mengatakan keluarga korban dari pihaknya telah bersepakat akan melepaskan tali busur pada 25 Juli 2023, sebagai bentuk perdamaian atau melepas dendam di antara kedua pihak yang bertikai di Topo. “Kami meminta agar pihak [yang lain] dapat berembuk dan membicarakan [rencana] untuk melepaskan busur bersama-sama, sebagai bentuk perdamaian dan tidak ada saling curiga,” katanya.
Menurut Yundison, pihaknya juga bersepakat akan mengadakan pesta perdamaian dengan jamuan bakar batu pada 26 Agustus 2023 mendatang. Ia berharap Pemerintah Provinsi Papua Tengah dan delapan pemerintah kabupaten di Papua Tengah serta aparat keamanan dapat turut terlibat dalam prosesi perdamaian itu.
“Sebagai keluarga korban, [kami] meminta agar warga di Nabire tidak boleh lagi percaya berita berita hoaks [yang] dibuat oleh pihak yang tidak ada kaitannya dengan keluarga korban pertikaian di Topo. Kami meminta media massa agar tidak melakukan provokasi kepada masyarakat di delapan kabupaten, khususnya di Kabupaten Nabire, sebab Kabupaten Nabire merupakan rumah bagi kita semua,” katanya.
Yundison menyatakan ia bersama-sama Emanuel Mote telah menerima mandat dari pihak keluarga korban untuk mengawal dan memediasi proses perdamaian sesuai kesepakatan keluarga korban. “Kami keluarga minta perdamaian itu saja,” katanya.
Konflik antar warga terjadi di Topo, Kabupaten Nabire, pada 5 Juni 2023, dipicu sengketa tanah. Pertikaian antar warga di Topo menyebabkan dua orang korban meninggal dunia, dan seorang lainnya hilang.
Usai pertemuan mediasi itu, Mesak Magai menyatakan prosesi perdamaian di antara para pihak yang bertikai akan dilaksanakan setelah korban yang hilang ditemukan. “Acara perdamaian kedua belah pihak akan dilaksanakan. [Acara itu akan] ditentukan kemudian, setelah upaya pencarian satu korban dinyatakan selesai,” kata Magai pada 13 Juni 2023. (*)