Nabire, Jubi – Bupati Nabire Mesak Magai memimpin pertemuan mediasi penyelesaian konflik antar warga di Topo, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, Selasa (13/6/2023). Sebagai langkah awal menuju penyelesaikan konflik itu, Bupati Nabire, Bupati Paniai, Penjabat Bupati Dogiyai, dan Bupati Deiyai akan memfasilitasi pemulangan massa dari luar Kabupaten Nabire.
Pertemuan mediasi penyelesaian konflik antar warga di Topo itu antara lain dihadiri para Bupati atau Penjabat Bupati dari Paniai, Dogiyai, Deiyai dan Puncak. Pertemuan itu juga dihadiri sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), tokoh adat, dan perwakilan dari para pihak yang terlibat pertikaian antar warga di Topo.
Pertemuan mediasi untuk mendamaikan konflik antar warga di Topo itu berlangsung panjang, dan sempat diwarnai kericuhan. Kericuhan terjadi ketika Alex Raiki, salah satu tokoh yang mengikuti pertemuan itu, menyatakan mencabut berita acara pelepasan tanah yang menjadi sengketa.
Pernyataan itu membuat marah sekelompok orang yang menilai seharusnya Alex Raiki mencabut berita acara pelepasan tanah itu sebelum konflik antar warga terjadi. Beruntung kericuhan itu dapat diredakan, dan pertemuan dapat dilanjutkan. Para bupati kemudian mendorong peserta pertemuan untuk membicarakan langkah yang dapat ditempuh demi mengakhiri konflik antar warga di Topo.
Untuk meredakan situasi di Topo, para bupati menyatakan akan memulangkan massa yang datang dari kabupaten tetangga ke Nabire gara-gara konflik di Topo. Mereka yang akan dipulangkan adalah semua orang yang tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Nabire. Pemulangan itu diharapkan akan menjadi langkah awal untuk mendinginkan situasi keamanan di Topo.
Dalam pertemuan itu, Bupati Nabire Mesak Magai juga meminta aparat TNI/Polri untuk melakukan pencarian salah satu korban yang hilang dalam rangkaian peristiwa pertikaian antar warga di Topo. “Kami dari pihak pemerintah, aparat TNI Polri beserta pihak Satuan Polisi Pamong Praja akan mencari satu [korban] yang belum ditemukan itu besok [Rabu],” kata Magai.
Magai menyatakan prosesi perdamaian di antara para pihak yang bertikai akan dilaksanakan setelah korban yang hilang itu ditemukan. “Acara perdamaian kedua belah pihak akan dilaksanakan. [Acara itu akan] ditentukan kemudian, setelah upaya pencarian satu korban dinyatakan selesai,” katanya.
Dalam pertemuan itu, perwakilan dari pihak yang berselisih menyatakan menghentikan pertikaian mereka. Magai kemudian meminta agar masing-masing pihak menahan diri, agar upaya mendamaikan konflik itu dapat berjalan. “Baik di media sosial maupun di manapun, jangan melakukan provokasi yang merugikan pihak tertentu,” kata Magai.
Kepala Kepolisian Resort Nabire AKBP I Ketut Suarnaya mengatakan pihaknya mengerahkan 800 personel TNI, Brimob, dan Satuan Polisi Pamong Praja untuk memastikan para pihak yang berselisih di Topo tidak bentrok. Ia mengimbau semua pihak yang melakukan penutupan jalan umum/lorong jalan bisa membuka kembali jalan tersebut, agar semua warga bisa beraktivitas.
“Saya harap warga di Nabire tidak terpancing dengan isu-isu tidak bertanggung jawab. Warga yang memalang jalan atau lorong ke pemukiman warga agar membubarkan diri, dan biarkan aktivitas berjalan seperti biasa,” kata Suarnaya. (*)
Jurnalis Jubi Abeth You turut berkontribusi dalam penulisan berita ini.
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!