Jayapura, Jubi – Sebanyak 1.659 warga mengungsi akibat musibah tanah longsor yang menimpa Kampung Borban, Distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan. Hal itu dikatakan Nagai Urwan, guru SD YPPGI Okbab di Borban melalui pesan WhatsApp kepada Jubi, Kamis (2/5/2024).
Nagai Urwan mengatakan musibah tanah longsor yang menimpa Kampung Borban terjadi pada Minggu, 14 April 2024. Longsor akibat hujan deras yang tiada henti disertai petir yang dahsyat. Di beberapa titik tanah retak dan terjadi pergeseran tanah yang bergelombang.
“Titik pertama terjadi di Singpanengi, kemudian titik kedua di bawah Perumahan Sosial menuju Kampung Sabin, baru titik ketiga bertempat di halaman Perumahan Sosial, itu terjadi pada hari pertama,” katanya.
Urwan menyebutkan pergeseran tanah yang dahsyat justru terjadi pada hari kedua, berturut-turut siang hingga malam. Pusat lokasnya di belakang gedung kantor Puskesmas Okbab. Kemudian disusul di Balai Kampung Boran dan berlanjut sampai ke dusun Kampung Kwelempal yang berjarak kira-kira 500 meter. Sasaran longsor berikutan di gedung SD YPPGI Okbab yang hampir terbawa hanyut.
“Longsor itu terus berlanjut selama lima hari di Kampung Borban, akibatnya di rumah Bapak mantan ketua Klasis terjadi retakan tanah yang diperkirakan 2 sampai 3 meter,” ujarnya.
Pada hari kelima, lanjutnya, longsor melebar dan juga memanjang, kembali dari titik pertama, yaitu di Singpannegi sampai di ujung Kampung Kwelempal. “Sekitar pukul 21.25 WIT situasi semakin memburuk, sangat mencekam, sehingga warga yang masih tersisa semua mengungsi ke kamp darurat,” katanya.
Sekretaris Tim Penanganan Bencana Tanah Longsor Kampung Borban, Marinus Kasipka SIP mengatakan pihaknya bergerak cepat melaporkan situasi dan kondisi longsor yang dialami masyarakat Kampung Borban tersebut kepada kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pegunungan Bintang di Oksibil. Rombongan kemudian terbang ke Okbab dan melakukan pemantauan di lokasi di Kampung Borban.
“Tim melihat langsung ke lokasi dan menemukan pergeseran tanah dan retakan tanah akibat longsor dan hujan lebat yang menimpah Kampung Borban,” katanya.
Jumlah korban longsor
Kasipka mengatakan jumlah korban tanah longsor di kamp pengungsian yang terdata sebanyak 1.659 orang. Korban terdiri dari 195 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari pengungsi laki-laki 750 orang dan perempuan 900 orang, ditambah 9 orang yang rentan. Para pengungsi ditampung pada 7 posko pengungsian.
Kamp 1 posko utama dihuni oleh tim lokal dan tim medis sebanyak 50 orang. Posko 2 tim pemantau sebanyak 136 orang merupakan petugas keamanan. Posko 3 di Namin sebanyak 152 orang warga. Kamp 4 sebanyak 165 warga Bum. Kamp 5 di Dusun Kwelempal 154 pengungsi dan Kamp 6 sebanyak 170 pengungsi warga Tepdam. Terakhir, Kamp 7 sebanyak 136 pengungsi warga Kalka.
Kasipka juga menyampaikan banyak fasilitas publik yang rusak akibat bencana tanah longsor itu, di antaranya fasilitas Pemerintah Distrik yang terdiri dari gedung kantor distrik, rumah pejabat distrik, dan rumah para staf distrik. “Semuanya mengalami kerusakan yang cukup berat,” katanya.
Ia menambahkan, ada juga fasilitas kesehatan yang rusak, seperti gedung Puskesmas, perumahan kesehatan, ruang lampu, dan sebagainya. Lalu fasilitas pendidikan, mulai dari SD YPPGI Okbab hingga SMP Okbab. Kemudian perumahan, termasuk rumah warga yang hampir semuanya rusak parah.
“Kalau peternakan, perikanan, dan lahan kebun itu semua rata habis. Namun dalam musibah longsor itu tidak satupun warga korban meninggal dunia, semuanya selamat,” ujarnya.
Berselang seminggu kemudian barulah Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang atau mengirimkan bantuan bahan makanan dan perlengkapan tidur bagi 1.659 warga Kampung Borban yang mengungsi akibat tanah longsor di kampung tersebut.
Bantuan dilepas Sekretaris Daerah Pegubin Jeni Linthin didampingi Asisten I Setda Pegubin Nicolaus Uropmabin pada Selasa, 23 April 2024 di Bandara Oksibil. Bantuan diangkut menggunakan pesawat AMA sebanyak empat kali penerbangan dan langsung didrop ke lapangan terbang Distrik Okbab. (*)
Discussion about this post