Timika, Jubi – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Puncak Yuniet Murib mengatakan bantuan bahan makanan bagi masyarakat di Distrik Agandugume, Distrik Lambewi, dan Distrik Oneri telah berhasil dikirimkan dan didistribusikan secara merata. Menurutnya, warga ketiga distrik di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, yang terdampak bencana kekeringan itu tidak lagi kekurangan bahan makanan.
Murib mengatakan bantuan makanan dari pemerintah terdiri dari beras dan mi instan. “Ada bahan makanan yang masih tertampung pos [kami di Kabupaten] Mimika, sehingga kami akan kirim ke Agandugume untuk dibagi ke Agandugume, Lambewi, dan Kampung Yugumi di Oneri untuk mencegah kekosongan stok,” kata Murib di Timika, Ibu Kota Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Sabtu (12/8/2023).
Murib mengatakan pihaknya telah tiga kali mengirimkan bantuan bahan makanan ke Puncak. Pada tahap pertama, bantuan yang dikirimkan ke Distrik Sinak, Ibu Kota Kabupaten Puncak, mencapai 34,69 ton. Pada tahap kedua, bantuan yang dikirimkan mencapai 15,6 ton. Pada tahap ketiga, bantuan yang dikirimkan mencapai 4,078 ton.
“Secara keseluruhan, kami sudah menyalurkan 54,368 ton [bahan makanan ke Puncak,” ujarnya. Murib mengatakan pihaknya masih menerima bantuan dari berbagai lembaga kemanusiaan, individu, perorangan.
Menurut Murib, sebelum bantuan itu terkirim, ada sejumlah warga yang turun ke Distrik Sinak setelah terjadi kekeringan di Distrik Agandugume, Distrik Lambewi, dan Distrik Oneri. Setelah bantuan pemerintah tersalurkan, warga mulai kembali ke kampung halaman masing-masing.
“Stok bahan makanan untuk warga yang [sempat] mengalami kelaparan aman-aman saja. Bila ada laporan stok bahan makanan habis, kami [akan] kirimkam dari Timika ke Agandugume. [Pengiriman itu] menggunakan pesawat terbang, satu-satunya alat transportasi yang bisa menjangkau Agandugume dan sekitarnya,” katanya.
Murib mengatakan pihaknya terus melakukan komunikasi ke Agandugume untuk mendapatkan laporan terkait kondisi warga di sana.
“Di Agandugume tidak ada jaringan telekomunikasi, sehingga kami berkomunikasi dengan beberapa petugas tenaga medis yang menggunakan telepon satelik di sana. Kami terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk mengetahui perkembangan terkait dengan bencana [kekeringan] dan kondisi terkini di lokasi bencana,” katanya.
Ia memperkirakan masyarakat di lokasi bencana akan bisa segera bercocok tanam kembali, karena cuaca mulai membaik. “Saat ini umbi-umbian yang membusuk mulai bertunas. Tunas yang tumbuh itu akan dijadikan bibit oleh warga untuk ditanam. [Akan tetapi, masa penanaman hingga pemanenan] membutuhkan waktu yang agak lama, sehingga kami harus turunkan bantuan bahan makanan,” kata Murib. (*)