Sentani, Jubi – Sejak 8 Desember 2021, 800 lebih murid SMP Negeri 1 Sentani terpaksa menumpang bersekolah di sejumlah sekolah lain, karena gedung SMP Negeri 1 Sentani disegel masyarakat adat selaku pemilik hak ulayat. Karena menumpang, para murid SMP Negeri 1 Sentani mengikuti kegiatan belajar mengajar pada siang hingga sore hari.
Pada 8 Desember 2021, gedung SMP Negeri 1 Sentani disegel marga Ondi selaku pemilik hak ulayat persil tanah SMP yang sudah berdiri selama 57 tahun itu. “Sejak kami dikeluarkan dari gedung sekolah kami, sudah lima bulan murid kami belajar menumpang di sekolah lain,” kata Kepala SMP Negeri 1 Sentani, Yokbeth Wally kepada Jubi di Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, Rabu (25/5/2022).
Wally menjelaskan muridnya tetap diajar oleh para guru SMP Negeri 1 Sentani, namun setiap rombongan belajar menumpang di tempat yang berbeda. “Anak-anak kelas kelas VII dan VIII mengikuti kegiatan belajar mengajar di SD Abeale 1 dan SD Abeale 2 Sentani, sisanya di SD YPK Marten Luther. Proses belajar mengajar berlangsung siang hingga sore hari,” ucapnya.
Meskinpun harus mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan menumpang, Wally menyatakan saat ini para murid kelas VII dan VIII sedang mengikuti ujian. ” Kelas VII dan VIII melakukan ujian akhir semester,” ujarnya.
Menurutnya, situasi itu mengganggu para murid maupun guru. “Anak-anak terganggu. Kami menumpang seperti tak memiliki sekolah sendiri,” ujarnya.
Ia berharap Pemerintah Kabupaten Jayapura bisa segera menyelesaikan sengketa dengan masyarakat adat selaku pemilik hak ulayat. Ia berharap muridnya bisa segera kembali bersekolah di gedung SMP Negeri 1 Sentani.
“Kami guru-guru berharap agar Pemerintah Kabupaten Jayapura segera mengatasi masalah itu. Dengan waktu belajar seperti [sekarang] ini, anak-anak merasa terganggu. Waktu di mana seharusnya mereka di rumah, mereka justru bersekolah. Ketika teman-teman lain pulang, mereka baru mau berangkat,” ucap Wally.
Siswi kelas VII SMP Negeri 1 Sentani, Febby mengaku terganggu karena harus belajar dengan menumpang . “Malu juga, karena dibilang numpang. Tapi ya mau bagaimana lagi, kami terpaksa belajar dengan kondisi seperti itu,” kata Febby.
Ia berharap bisa segera kembali bersekolah di gedungnya sendiri. “Kami berharap bisa kembali ke SMP Negeri 1 Sentani, agar bebas untuk belajar dan beraktivitas seperti biasanya. Kalau numpang begini, mau dibilang bebas juga tidak tahu,” kata Febby yang sekarang terpaksa bersekolah di gedung SD Inpres Abeale 1 Sentani. (*)
Discussion about this post