Jakarta, Jubi — Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyesalkan pengerahan ratusan personel Brigade Mobil (Brimob) Polri dan TNI usai peristiwa pembakaran puluhan bangunan di Dogiyai.. Komnas HAM menilai pengerahan aparat itu justru memperburuk situasi dan menjadi tegang di Dogiyai.
“Kami harap tidak ada pasukan yang kayak begitu. Situasinya agar tidak tegang. Semua pihak mohon untuk menjaga keamanan. Ayo bergandengan tangan membangun situasi aman di Dogiyai,” kata Komisoner Komnas HAM, Choirul Anam, dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (26/5/2022).
Anam mengatakan akan mengecek pengiriman pasukan itu langsung cek ke Polda Papua. “Pengiriman pasukan ini kami akan cek ke polda kapan berakhirnya dan untuk apa,” kata Anam menambahkan.
Selain pengerahan aparat, ia juga menilai pembentukan Polres Dogiyai memperburuk situasi karena banyak warga yang tidak setuju.
“Ini yang membuat situasinya tidak kondusif,” kata Anam menegaskan.
Ia menegaskan permasalahan utamanya saat ini adalah transparansi soal penanganan kasus tersebut. Komnas HAK juga pernah meminta penjelasan secara langsung ke Polda, warga diklaim tak mendapatkan respons yang baik.
Sebelumnya, sekitar 100 orang terdiri dari perempuan dan anak-anak, sejak Minggu (22/5/2022) malam mengungsi ke pos TNI-Polri di Kabupaten Dogiyai, Papua, setelah rumah dan kios yang mereka tempati dibakar warga yang belum diketahui pasti asalnya.
Dalam catatan polisi ada 20 unit rumah yang berlokasi di kampung Ikebo, Kimipugi dan Ekimanida ludes terbakar namun tidak ada korban jiwa.
Polisi menerjunkan 1 satuan setingkat kompi (SSK) atau sekitar 105 personel gabungan ke Kabupaten Dogiyai untuk memperkuat pengamanan di wilayah tersebut pasca kericuhan yang berbuntut pembakaran rumah warga beberapa waktu lalu.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal mengatakan ratusan personel yang terdiri dari anggota TNI Yonif RK 753/AVT dan BKO (bawah kendali operasi) Polda Papua. (*)
Discussion about this post