Manokwari, Jubi – Usaha pertanian warga Distrik Sidei, Kabupaten Manokwari, Papua Barat sempat gagal panen, setelah ladang garapan mereka diduga tercemar luapan limbah sawit dari perusahaan yang beroperasi di daerah itu.
Hal ini diungkapkan Yunus petani budidaya Vanili di kampung Sidei Jaya kecamatan Sidei bahwa ladang seluas 1,5 hektare gagal panen karena terendam banjir yang diduga bersumber dari limbah perusahaan sawit.
“Musim panen Februari lalu saya tidak bisa apa-apa karena ladang Vanili seluas 1,5 hektar terendam banjir, salah satu sumber luapan diduga berasal dari limbah pabrik sawit yang dikelola PT. Medco Papua Hijau Selaras (MPHS),” ujar Yunus kepada Jubi, Selasa (12/4/2022).
Ia mengatakan, ratusan petani sawah dan peternak ikan air tawar di kampung Sidei Jaya sudah menempuh upaya komunikasi dengan pihak PT.MPHS terkait pembuangan limbah pabrik agar tidak meluap ke ladang warga saat musim hujan tiba.
“Ancaman gagal panen selalu kami hadapi saat musim hujan, apalagi luapan itu disertai limbah sawit karena saluran drainase yang dibangun PT.MPHS asal-asalan,” ujarnya.
Keluhan serupa disampaikan, Pak Jumat, petambak ikan air tawar di kampung Sidei Jaya yang merugi akibat kerusakan kolam budidaya di atas lahan seluas 40×100 meter persegi, amblas terseret luapan air limbah PT.MPHS.
“Saya sangat merugi ratusan juta rupiah karena enam kolam budidaya berisi 100 ribu ekor ikan jenis lele dan mujair hilang terseret air diduga berasal dari luapan limbah perusahaan sawit ini,” kata Pak Jumat.
Sementara, Kepala Distrik Sidei, Mirdan Husein membenarkan, telah menerima pengaduan petani di wilayahnya akibat luapan limbah pabrik sawit yang dikelola PT.MPHS.
“Pemerintah Distrik sudah menyampaikan teguran kepada PT.MPHS terkait limbah dari kegiatan perkebunan sawit yang terus mengancam ladang warga saya tapi sampai saat ini belum ada tanggapan,” ujar Husein.
Ia kembali mengimbau, agar PT.MPHS tidak menutup mata terhadap keluhan masyarakat khususnya petani lokal yang terdampak limbah pabrik sawit.
Menanggapi keluhan warga, Aslim Kasiran, manajer perkebunan PT.MPHS di Manokwari, menepis tudingan luapan limbah pabrik sawit yang merusak lahan usaha pertanian warga Sidei Jaya.
“Terkait kebocoran limbah mungkin dari kami tidak ada limbah berbahaya yang keluar dari kolam penampungan,” ujar Kasiran.
Ia lalu menyatakan bahwa keluhan banjir yang disampaikan warga bukan satu-satunya dari limbah pabrik, tapi karena kondisi curah hujan lebat kala itu yang mengakibat air permukaan tanah menggenangi permukiman sekitar.
“Karna efek luapan air hujan yang mengarah ke daerah lebih rendah, sehingga bukan aliran air efek limbah yang dimaksud,” katanya.
Dia juga menjelaskan tentang alasan PT.MPHS belum melakukan perbaikan saluran drainase sekitar areal pabrik karena kondisi kerusakan alat.
“Hal ini sudah kami tanggapi, namun dalam kondisi saat ini alat berat ekskavator dan trado yang kami miliki mengalami kerusakan sehingga menghambat mobilisasi alat berat untuk diperbantukan,” tambahnya. (*)
Discussion about this post