Jayapura, Jubi – Kepolisian Resor Kota Jayapura membebaskan Juru Bicara Petisi Rakyat Papua, Jefry Wenda pada Jumat (29/7/2022) sekitar pukul 17.00 WP. Jefry Wenda dibebaskan setelah menjalani pemeriksaan sejak Jefry Wenda ditangkap bersama Ruben Wakla pada Jumat dini hari, sekitar pukul 03.00 WP, beberapa jam sebelum demonstrasi Petisi Rakyat Papua.
Pada Jumat dini hari tadi, Jefry Wenda bersama Ruben Wakla ditangkap polisi di Pasar Mama-mama Papua, Kota Jayapura. Wenda bercerita ia dan Ruben Wakla berada di pasar itu karena ingin berdiskusi dengan Frengky Warer, Ketua Solidaritas Pedagang Asli Papua. “Kami sering diskusi bersama di sini [pasar],” ujarnya.
Dalam perjalanan menuju Pasar Mama-mama Papua, Wenda dan Wakla dibuntuti seseorang yang diduga intel. Sekitar pukul 02.00 WP, Wenda akhirnya sengaja menghindari pembuntutan itu dengan memasuki Pasar Mama-mama Papua.
“Kami sempat dikejar [polisi]. Kami masuk ke pasar, lalu naik ke lantai 3 pasar,” kata Wenda kepada Jubi.
Wenda mengatakan satu jam kemudian Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota (Polresta) Jayapura datang ke Pasar Mama-mama Papua, dengan didampingi sekitar 15 polisi. Mereka kemudian langsung menangkap Wenda dan Wakla.
“Tidak ada alasan apapun yang mereka [polisi] sampaikan. Mereka suruh ikut langsung ke Polresta Jayapura. Tidak menjelaskan apa pun [soal penangkapan] itu, tapi [kami] langsung disuruh paksa untuk ikut ke Polresta,” ujar Juru Bicara Petisi Rakyat Papua itu.
Wenda menyatakan, selama pemeriksaan dirinya, terkesan mencari-cari alasan untuk memeriksa dirinya. Pada Jumat pukul 13.00 WP, ada polisi yng datang dan menyatakan bahwa Wenda akan diperiksa terkait status yang diunggahnya di Facebook beberapa bulan silam.
Wenda kemudian menyatakan menolak diperiksa sebelum ia didampingi advokat dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Papua. “Saya tidak akan memberikan keterangan sebelum pendamping hukum datang temani saya,” katanya.
Wenda menyatakan ia dan Wakla kemudian diperiksa sekitar pukul 15.32 WP, dengan didampingi penasehat hukum dari LBH Papua. Akan tetapi, pertanyaan dalam pemeriksaan itu tidak terkait dengan status yang diunggah Wenda ke Facebook. Ia justru ditanyai masalah keberadaannya di Pasar Mama-mama Papua.
“Artinya polisi tidak punya alasan untuk menangkap saya. Alasan [penangkapan] itu dibuat-buat,” ujarnya.
Wenda menilai polisi menangkapnya untuk menggagalkan demonstrasi penolakan pemekaran Papua yang dimobilisasi Petisi Rakyat Papua. “Penangkapan itu tidak terlepas dengan aksi yang akan [Petisi Rakyat Papua] lakukan,” katanya.
Ketua Solidaritas Pedagang Asli Papua, Frengky Warer membenarkan bahwa Jefry Wenda berjanji untuk bertemu dirinya di Pasar Mama-mama Papua. Akan tetapi, pada Jumat dini hari tadi, Warer berada di Pasar Mama-mama Papua. “Satu hari sebelum aksi mereka sudah hubungi saya untuk ke pasar. Mereka ini teman-teman saya, saya iyakan,” kata Warer kepada Jubi.
Waret menyatakan bahwa Pasar Mama-mama Papua belum memiliki pembatasan jam operasional. Ia menyatakan ada sejumlah Mama-mama Papua yang tidur di pasar, sebab mereka menyimpan jualannya di dalam pasar.
“Mama dorang punya barang [jualan] tidak ada yang jaga. Tidak ada Satuan Polisi Pamong Praja atau orang yang dipekerjakan atau disewa [untuk] menjaga pasar. Kalau mereka pulang, pencuri bisa masuk bisa ambil dong pu barang-barang, sehingga Mama-mama dorang tidur jaga dong pu barang,” kata Warer.
Kepala Tim Kebebasan Berserikat dan Berekspresi Lembaga Batuan Hukum atau LBH Papua, Aristoteles Howay menyatakan penangkapan Jefry Wenda dan Ruben Wakla pada Jumat dini hari itu adalah upaya kriminalisasi atas aktivitas politik keduanya. “Alasan polisi tidak berdasar, karena banyak orang aktivitas di jam yang sama. Kenapa hanya Jefry Wenda dan temannya yang ditangkap? Itu sudah tidak berdasar,” kata Howay kepada Jubi.
Sebelumnya Kepala Kepolisian Resor Kota Jayapura, Kombes Victor Dean Mackbon menyatakan Jefry Wenda bersama rekan ditangkap setelah polisi menerima laporan bahwa ada dua orang mencurigakan di Pasar Mama-mama Papua.
“Jadi ketika personel Polresta Jayapura sedang melakukan Operasi Cipta Kondisi, [mereka] mendapat laporan tersebut. Ketika dicek anggota sekitar pukul 02.00 WP, anggota mendapati kedua orang tersebut berada di lantai tiga Pasar Mama Papua. Mereka langsung diamankan,” kata Mackbon.
Mackbon menduga keberadaan Jefry Wenda dan Ruben Wakla di Pasar Mama-mama Papua terkait dengan rencana demonstrasi Petisi Rakyat Papua. “Keduanya merupakan penanggungjawab aksi yang dilakukan Petisi Rakyat Papua hari ini. Tentu itu akan menjadi pentunjuk bagi kami,” kata Mackbon. (*)
Discussion about this post