Pontianak, Jubi – Sejumlah dua seniman sape Kalimantan Barat, Dominikus Uyub dan Feri akan meluncurkan dua lagu ciptaan mereka pada Kongres Masyarakat Adat Nusantara atau KMAN VI yang berlangsung di Kabupaten Jayapura, Papua, pada 24 – 30 Oktober 2022. Kalimantan Barat juga mengutus 98 komunitas adat untuk menghadiri KMAN VI, dan mereka dijadwalkan tiba di Sentani, ibu kota Kabupaten Jayapura, pada Minggu (23/10/2022).
Hal itu disampaikan Dominikus Uyub selaku Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kalimantan Barat dalam konferensi pers di Pontianak pada Jumat (21/10/2022). “KMAN diselenggarakan setiap lima tahun. Selain memilih Sekretaris Jenderal AMAN, kongres akan membahas berbagai persoalan yang merugikan masyarakat adat, seperti pelanggaran hak asasi manusia, perampasan wilayah adat, diskriminasi, dan kriminalisasi,” kata Uyub.
Uyub mengatakan Kontingen Kalimantan Barat akan meluncurkan dua lagu yang memadukan alunan sape dengan berbagai alat musik tradisional lain dari Nusantara. Sape merupakan alat musik petik sejenis gitar dari etnik Dayak Kayaan dan Dayak Kenyah di Kalimantan.
“Saya akan meluncurkan lagu ‘Rebut’, dan Feri meluncurkan lagu ‘Bumiku’ pada KMAN VI. Musiknya perpaduan antara sape dan berbagai instrumen tradisional lain,” kata Uyub.
Uyub dan Feri merupakan seniman sape terkenal dari Kalimantan Barat. Mereka kerap mentas di berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara.
Uyub menjelaskan lagu ’Rebut’ bercerita tentang perusakan alam yang mengakibatkan kerusakan dunia sehingga menimbulkan banyak kematian. Dalam lirik itu, Uyub juga mengajak komunitas adat merebut kembali kedaulatan mereka atas pengelolaan hutan supaya tetap lestari.
“Lagu itu saya ciptakan dalam empat hari. Sementara itu, lagunya Feri [Bumiku] mungkin diciptakan selama dua pekan,” kata Uyub, yang juga warga adat Dayak Kanayaan, Kapuas Hulu.
Deputi Ketua AMAN Kalimantan Barat, Agapitus mengatakan organisasi mereka menaungkan 177 komunitas adat di Kalimantan Barat. Namun, hanya 98 yang bisa menghadiri KMAN VI di Tanah Tabi, Papua.
“Banyak yang tidak bisa berangkat karena faktor pendanaan dan waktu. Mereka tidak bisa terlalu lama meninggal ladang [padi]. Selain itu, ada sejumlah daerah mengalami banjir,” kata Agapitus, yang juga warga adat Dayak Kriyo, Kabupaten Ketapang.
Sejumlah utusan komunitas adat Kalimantan Barat tersebut mulai berdatangan di Pontianak pada Jumat siang. Para peserta KMAN VI itu bermalam di Pontianak sebelum berangkat ke Sentani dari Bandara Supadio. Sebuah ritual adat akan melepas keberangkatan mereka ke Bandara Supadio. (*)
Ralat: Berita ini mengalami perbaikan pada 22 Oktober 2022 pukul 01.52 WP. Dalam pemberitaan awal tertulis “Saya akan meluncurkan lagu ‘Bumiku’, dan Feri meluncurkan lagu ‘Rebut’ pada KMAN VI. Musiknya perpaduan antara sape dan berbagai instrumen tradisional lain,” kata Uyub. Informasi itu diperbaiki menjadi “Saya akan meluncurkan lagu ‘Rebut’, dan Feri meluncurkan lagu ‘Bumiku’ pada KMAN VI. Musiknya perpaduan antara sape dan berbagai instrumen tradisional lain,” kata Uyub. Kami memohon maaf atas kesalahan tersebut.