Sentani, Jubi – Dua peserta Kongres Masyarakat Adat (KMAN) VI asal Banten Kidul telah melakukan perjalanan spiritual (spiritual journey) selama sepekan, dan telah tiba di Pelabuhan Jayapura dengan selamat pada Kamis (20/10/2022).
Dua peserta KMAN VI yang melakukan spiritual journey ini adalah Nochi dan Algra, mereka berdua tergabung dalam komunitas masyarakat adat Kasepuhan Cisungsang, Banten Kidul.
Nochi mengatakan Papua itu seksi dan menggoda, alam dan masyarakatnya sangat menyatu. Hal ini bisa dilihat saat kedatangan mereka bersama ratusan peserta KMAN VI yang tiba di Pelabuhan Jayapura.
“Saya tahu, di Papua ada masyarakat adatnya. Masyarakat yang menyatu dengan alam dan seluruh kepemilikan hak ulayatnya,” kata Nochi.
Menurutnya, perjalanan spiritual yang dilakukannya ini termasuk juga yang dilakukan oleh semua masyarakat adat di seluruh nusantara, yang berkunjung ke Tanah Tabi. Sebab sebelum meninggalkan daerah masing-masing, dilepas dengan prosesi ritual adat setiap daerah.
“Jadi, sesungguhnya, perjalanan spiritual itulah yang sedang terjadi saat ini, semua masyarakat adat senusantara mengunjungi saudaranya sebagai sesama masyarakat adat di Tanah Tabi,” ucapnya.
Dalam perhelatan kongres, kata Nochi, pada setiap agenda yoo riya (sarasehan) pasti seluruh masyarakat adat datang dengan pesan mereka tersendiri, selain mengikuti agenda nasional Aliansi Masyarakat Adat Nusantara.
“Kami bawa pesan lingkungan, hutan, dan keberlangsungan masyarakat adat di atas tanah dan hak ulayatnya,” ucap Nochi.
Selain itu, perjalanan spiritual ini juga menunjukkan kepada generasi muda, bahwa mengenali jati diri sebagai masyarakat adat sejak dini sangat penting. Sehingga di waktu mendatang, generasi muda tidak salah arah bahkan tidak mengenal dari mana dia datang.
“Perjalanan melalui darat dan laut hingga ke Papua merupakan perjalanan yang tidak biasa, tetapi sangat luar biasa. Seksi dan menggoda itu adalah masyarakat dan alamnya. Masyarakat yang benar-benar menjaga alamnya dari godaan pihak luar,” katanya.
Sementara itu, Algra salah satu peserta yang ikut dalam perjalanan spiritual tersebut mengatakan, sebagai anak muda, perjalanan ini sangat penting baginya.
“Anak muda harus terlibat aktif dalam kegiatan kongres masyarakat adat, terima kasih seluruh masyarakat adat di Tanah Tabi, secara pribadi saya bangga bisa menginjakkan kaki di negeri matahari terbit,” jelasnya. (*)