Jayapura, Jubi – Uskup Jayapura Mrg Yanuarius Theofilus Matopai You menyikapi video tindakan penganiayaan atau penyiksaan terhadap seorang warga sipil Orang Asli Papua (OAP) di Kabupaten Puncak, Papua Provinsi Papua Tengah yang diduga dilakukan prajurit TNI (Tentara Nasional Indonesia).
Video yang merekam aksi penganiayaan itu viral di media sosial. Dalam video yang beredar, dalam suasana malam terlihat lima orang pria mengelilingi sebuah drum biru yang berisi air setengah. Di dalamnya ada seorang OAP dengan tangan diikat ke belakang. Kepala dan wajahnya berdarah dan darah mengalir di dadanya.
Seorang pria berkaos hijau melayangkan tinju dan siku ke belakang kepalanya berkali-kali. Pria lain memukul dan menendang dan terlihat ia bercelana loreng. Seorang pria bekaos dongker tampak menenangkan yang lain.
Uskup Jayapura Mrg Yanuarius Theofilus Matopai You yang dihubungi Jubi melalui telepon pada Sabtu (23/3/2024) menanggapi video itu. Uskup mengatakan kasus penganiayaan yang diduga terjadi di Papua seperti terlihat pada video yang beredar itu harus diusut tuntas.
“Saya minta dengan segala hormat, kepada Komisi HAM atau LSM yang pro kemanusiaan atau pihak mana pun yang peduli dengan HAM agar segera usut tuntas pelaku-pelakunya, untuk laporkan ke pihak berwenang supaya diberikan hukuman yang setimpal dengan perbuatan mereka, hukuman yang seberat-beratnya,” kata You.
Uskup menekankan lagi menghimbau agar pihak manapun yang melakukan perbuatan tidak terpuji itu atau pelanggaran itu untuk diberikan sanksi seberat-beratnya.
“Kasus penganiayaan seperti ini harus segera diusut tuntas dan dilaporkan dan diproses sesuai dengan jalur hukum, siapapun pelakunya harus diproses melalui jalur hukum,” ujarnya.
Uskup menilai penganiayaan terhadap seorang warga sipil yang videonya beredar beberapa hari lalu di media sosial itu adalah perbuatan yang sama sekali tidak terpuji.
“Orang yang tidak beriman, tidak berperikemanusiaan. Ini adalah perbuatan dari orang yang sama sekali tidak punya hati nurani,” kata You.
Uskup mengatakan hal itu karena para penganiaya menganggap manusia itu sama dengan binatang atau lebih rendah dari binatang.
“Perbuatan tidak terpuji ini tidak sesuai dengan ajaran agama manapun, karena itu saya sebagai pimpinan gereja Katolik, sangat menyayangkan perbuatan ini bisa terjadi dan sangat bertentangan dengan ajaran iman Kristiani,” kata You. (*)
Discussion about this post