Nabire, Jubi – Setelah lima hari lamanya Dogiyai, Papua Tengah, mencekam akibat peristiwa penembakan terhadap Yosua Keiya dan Yakobus Pekei, kini pada Selasa, (18/7/2023) kondisi kabupaten Dogiyai terutama daerah Mowanemani, Mauwa, Idake, Obayo hingga Ugapuga dinayatakan sudah aman dan kondusif.
Hal itu disampaikan oleh Penjabat (Pj) Bupati Dogiyai, Petrus Agapa, ketika dikonfirmasi Jubi melalui selularnya pada Selasa, (18/7/2023).
Ia mengatakan, pada Senin, (17/7/2023) dirinya bersama Plt Sekda Dogiyai, Damiana Tekege beserta sejumlah anggota DPRD setempat melakukan pertemuan besar-besaran di kantor distrik Kamuu Utara yang dihadiri puluhan kepala kampung dari distrik Kamuu, distrik Kamuu Utara dan distrik Kamuu Timur, pihak keluarga korban, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh adat dan elemen masyarkat lainnya.
“Kemarin dalam pertemuan di Idakebo (distrik Kamuu Utara), yang pertama kami bicara agar pemalangan jalan raya dari kampung Mauwa sampai kamoung Ugapuga harus dibuka. Saya dari Mowamani datang ke Idakebo, pas masuk Mauwa itu masyarakat sudah palang tapi mereka buka sampai di Idakebo pemalangan jalan hampir puluhan. Tapi puji Tuhan, masyarakat sadar dan langsug buka,” ujar Petrus Agapa.
Agapa mengatakan, pertemuan itu berlangsung aman dan kekeluargaan, sehingga pihak korban telah menyepakati tidak akan meminta dan menerima uang denda bayar kepala. Ia mengaku, pihak keluarga korban yang diwakili oleh Yan Agapa yang juga sebagai kepala kampung Ugapuga telah menyatakan kedua pemuda yang korban meninggal dunia terkena peluru itu bukan sebagai pemalangan jalan raya.
“Jadi hasil pertemuan kedua adalah pihak keluarga korban dua pemuda itu menolak terima uang, dan itu mereka sampaikann dengan hati yang paling dalam. Mereka (masyarakat) justru meminta kepada kami (pemerintah) pemuda-pemuda ini harus menyediakan lapangan pekerjaan seperti libatkan dalam pekerjaan proyek supaya tidak lagi melakukan pemalangan di jalan raya. Dan itu mereka minta diberlakukan bagi semua pemuda di setiap kampung. Dan saya bilang sangat siap,” kata mantan Sekda Dogiyai ini.
Ia meyakini apabila pihaknya memperkejakan para pemuda di seluruh kampung kemungkinan besar tingkat keonaran bakal berkurang.
“Saya yakin dengan tenaga para pemuda yang sibuk dengan kerja pasti meminimalisir kebiasaan pemalangan jalan, mabuk atau pencurian. Dan itu disampaikan kepala kampung Ugapuga Yan Agapa mewakili keluarga korban dan semua sudah sepakat,” ujarnya.
Sementara, pemalangan jalan yang ada mulai dari kampung Obaayo hingga kampung Ugaapu sudah dilakukan pembongkaran pada hari ini, Selasa, (18/7/2023) dipimpin langsung oleh Plt Sekda Dogiyai Damiana Tekege.
Pj Bupati Dogiyai menyatakan, daerah Dogiyai sudah aman sehingga para pengguna jalan raya dari Nabire ke Dogiyai, Deiyai dan Paniai serta sebaliknya bisa melakukan aktivitas berlalulintas.
“Jalan sudah aman, palang jalan sudah bongkar. Sekarang pengendara bisa laksanakan lalu lintas seperti biasa dan masyarakat sudah sepakat untuk tidak mengganggu pengguna jalan,” ucapnya.
Ia mengimbau agar masyarakatnya tetap merendahkan hati dan tidak saling menghasut guna menciptakan kedamaian daerah dan ketenteraman jiwa.
“Saya minta masyarakatku tetap pegang janji kita untuk jaga daerah dan diri kita masing-masing. Secara keluarga, saya juga sudah temui keluarga korban di tempat duka,” ucapnya.
Plt Sekda Dogiyai, Damiana Tekege yang dikonfimasi menyatakan, pihaknya telah bekerja ekstra sehingga Dogiyai kini memasuki masa normal.
“Soal pemalangan sudah diselesaikan. Kendaraan darat sudah bisa diakses, boleh lewat, karena saat ini Dogiyai sudah kembali aman dan kondusif,” katanya singkat melalui pesan WhatsApp. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!