Wamena, Jubi – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Papua dari Fraksi Nasdem, Namantus Gwijangge, dan Direktur Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua (Pembela HAM), Theo Hesegem, minta Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D. Fakhiri, segera mengganti Kapolres Jayawijaya, AKBP Heri Wibowo, yang dinilai tak mampu menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Kabupaten Jayawijaya.
Hal itu disampaikan Namantus Gwijangge dan Theo Hesegem, pada Selasa (19/9/2023) sore, akibat dari situasi kamtibmas yang kurang kondusif di kota Wamena dan sekitarnya selama dua bulan terakhir.
Dalam dua bulan terakhir, kasus pembunuhan misterius oleh orang tak dikenal atau OTK, aksi penjamberetan, pembacokan, pencurian dengan kekerasan, dan kasus kecelakaan lalu lintas tabrak lari yang mengakibatkan korban meninggal dunia, dan peredaran minuman beralohol sangat marak terjadi di Wamena, ibukota Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.
Namantus Gwijangge mengatakan dirinya sangat prihatin dengan saat ini. Belasan kasus terkait kamtibmas terjadi namun Polres Jayawijaya dibawah pimpinan Kapolres AKBP Heri Wibowo tidak pernah mengungkap satu pun para pelakunya.
“Semuanya masih misterius, pelaku atau oknumnya siapa dan motif karena apa ini belum diungkap semua. Kami sebagai wakil rakyat mempertanyakan kinerja Kapolres Jayawijaya,” kata Gwijangge.
“Maka kami usul dan minta, sebaiknya Kapolda Papua segera gantikan Kapolres Jayawijaya kepada orang lain,” imbuhnya.
Gwijangge menambahkan kepolisian adalah pihak yang bertanggung jawab atas situasi kamtibmas di kota Wamena.
“Soal keamanan di kota Wamena sudah mulai ada ancaman serius terkait rasa ketidaknyamanan masyarakat. Ini tidak bisa dianggap remeh karena menyangkut dengan kebutuhan hidup Masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, pembela HAM Papua, Theo Hesegem, mengatakan berharap situasi kamtibmas di Jayawijaya bisa terkendali sehingga memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat luas.
“Supaya mereka bisa menjalankan aktivitas sehari-hari dengan tenang. Tapi akhir-akhir ini kami lihat masyarakat hidup dengan rasa takut dan trauma yang luar biasa,” kata Hesegem.
Hesegem menambahkan masyarakat di kota Wamena hidup dalam kemajemukan karena dari seluruh Nusantara.
Hesegem berharap pihak aparat keamanan bisa mengungkap semua kasus yang terjadi di kota Wamena selama ini dan setiap pelaku tindak kehajahatan harus diproses secara hukum.
Menurut Hesegem, semua kasus ini bisa terjadi akibat dari mabuk, judi, dan togel. Tiga hal itu yang mengundang masyarakat melanggar hukum seperti kecelakaan lalu lintas dan pembunuhan.
Hesegem menilai pihak aparat keamanan dalam melakukan proses penegakan hukum sangat lemah karena polisi tidak berperan aktif.
“Kami menilai pihak kepolisian selama ini tidak mampu menegakan hukum dalam mengungkap siapa pelaku puluhan tindak kejahatan di wilayah hukum Jayawijaya,” ujar Hesegem. (*)