Jayapura, Jubi – Pada 9 November 2023, MH, seorang siswi Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik atau SD YPPK Titigi, berusia 10 tahun, terluka parah karena terkena ledakan di Kampung Titigi, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah.
Menyikapi hal itu, Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Intan Jaya (IPMI-J) kota studi Jayapura menyampaikan beberapa hal kepada pemerintah daerah setempat maupun pimpinan TNI dan Polri.
Ketua Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Intan Jaya kota studi Jayapura, Yanius Kogoya, mengatakan kejadian tersebut merupakan masalah yang sangat serius dan perlu menjadi perhatian dari negara maupun pemerintah daerah setempat, demi kenyamanan berjalannya pendidikan generasi penerus di Intan Jaya.
“Kami meminta segera tarik keberadaan pos TNI di Kampung Titigi, Distrik Sugapa,” kata Yanius Kogoya saat bertandang ke redaksi Jubi, Senin (20/11/2023).
Selain itu, IPMI-J juga meminta kepada Kodam XVII/Cenderawasih dan Polri bertanggung jawab atas ledakan tersebut, yang telah melukai seorang siswi SD YPPK Titigi. IPMI-J juga menolak segala bentuk kebijakan pusat yang difasilitasi militer dan tidak menguntungkan masyarakat umum sipil di Intan Jaya.
“Kami pun menolak berbagai bentuk investasi yang sedang direncanakan masuk di Intan Jaya. Kami minta negara segera tarik militer Indonesia baik organik maupun non-organik yang menguasai Tanah Papua, lebih khusus di Intan Jaya,” katanya.
Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Intan Jaya kota studi Jayapura juga menampik pernyataan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua yang menyebut bahwa di Kampung Titigi adalah basis TPN-PB. Hal itu dianggap pembohongan publik karena di kampung itu murni tempat tinggal masyarakat sipil.
“Negara seharusnya menghargai dan mengutamakan pendidikan. Dengan adanya kejadian itu, aparat keamanan harus bertanggung jawab,” katanya. (*)