Sentani, Jubi – Penjabat (Pj) Bupati Jayapura, Triwarno Purnomo, menegaskan kepada Dinas Pendidikan dan seluruh jajarannya di semua satuan dan tingkatan pendidikan di Kabupaten Jayapura bahwa tidak ada alasan lagi yang digunakan untuk tidak melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah.
“Pemerintah daerah telah menyalurkan anggaran melalui Bantuan Operasional Sekolah [BOS] ke setiap satuan pendidikan dari tingkap PAUD/TK sampaik SMA.SMK berdasarkan kebutuhan masing-masing. Tidak ada alasan lagi proses belajar mengajar tidak berjalan,” kata Pj Bupati Jayapura, Triwarno Purnomo, kepada Jubi di Sentani, Selasa (26/9/2023).
Pj Bupati Triwarno Purnomo mengatakan bantuan itu beberapa waktu lalu sudah disalurkan ke setiap sekolah.
“Para guru yang sering tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di tempat tugas akan kami evaluasi,” tegasnya.
Ada banyak laporan, katanya, saat kunjungan kerja ke kampung, keluhan masyarakat hampir sebagian besar terkait tenaga pengajar yang tidak di tempat untuk melaksanakan tugasnya. Secara khusus, guru yang berstatus ASN yang paling banyak meninggalkan tempat tugas dibandingkan guru honorer.
“Kalau guru tidak mengajar atau tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, buat apa bangunan sekolah dibangun, lalu bagaimana dengan nasib anak-anak kita,” ujarnya.
Dinas Pendidikan, kata Purnomo, harus lebih serius memantau dan mengawasi proses belajar mengajar di satuan pendidikan, terutama di daerah yang jauh dari wilayah perkotaan.
“Kita baru saja merayakan Hari Aksara Internasional. Ada ribuan anak-anak TK dan PAUD yang datang dan ikut serta menabuh tifa. Hal ini adalah simbol bahwa ada komitmen bersama dari setiap elemen Masyarakat untuk benar-benar bebas dari buta aksara,” kata Paj Bupati Triwarno Purnomo.
“Sudah bukan zamannya lagi meninggalkan tempat tugas. Sudah bukan zamannya lagi lari dari tanggung jawab. Masih banyak orang yang rindu menjadi tenaga guru tetapi belum mendapatkan kesempatan. Oleh sebab itu, kesempatan seperti ini jangan disia-siakan dan jadikan semua pelayanan kita kepada masyarakat adalah bagian ibadah kita kepada Tuhan Sang Pencipta,” sambungnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura, Eqhbert Kopeuw, menjelaskan bahwa persoalan pendidikan di Kabupaten Jayapura tidak semata mata hanya sekolah yang kekurangan guru atau guru tidak melaksanakan tugasnya. Masih banyak persoalan yang wajib diselesaikan secara bertahap dari sekolah ke sekolah, dari satu guru ke guru yang lain, dan ini membutuhkan waktu, tenaga, dan juga biaya yang harus diperhitungkan semua.
Kopeuw juga mengatakan guru juga manusia yang memiliki keterbatasan yang sama dengan orang lain. Ada pertimbangan lain juga sedang dipikirkan, kesejahteraan, jarak tempuh ke tempat tugas, fasilitas pendukung, dan faktor-faktor yang lain.
“Jika pendapatan atau gaji seorang guru mencapai Rp3 juta, maka pendapatan tersebut tidak bisa dihitung sebagai biaya transportasi atau biaya makan minum setiap hari. Ada banyak guru yang ambil kredit hanya untuk tetap tinggal di tempat tugas, meski menumpang di rumah warga sekitar sekolah. Hal-hal seperti ini sedang dalam pertimbangan, baik dinas maupun pihak sekolah dan pemerintah setempat,” ujarnya. (*)