Sentani, Jubi – Para siswa di Distrik Demta, Kabupaten Jayapura setiap hari menjalani masa pendidikan mereka dengan sabar.
Distrik Demta yang membawahi tujuh kampung yang terpisah agak jauh dengan fasilitas pendidikan yang relatif terbatas, membuat siswa sekolah semakin kuat dan tegar menghadapi semua kondisi yang ada.
“Kalau hujan, jalan longsor, pasti kita jalan kaki ke sekolah yang sejauh 10 kilometer dari rumah karena mobil tidak bisa lewat,” ujar salah seorang siswa SMA Negeri 1 Demta, Delila Oyaitouw, saat ditemui Jubi.id di Kampung Demta, Senin (21/8/2023).
Dikatakan, semangat dan keinginannya menjalani pendidikan sangat tinggi. Ada banyak kendala yang dihadapi dalam masa-masa pendidikan.
Menurut siswa kelas XII IPA 1 ini, fasilitas pendidikan maupun sarana dan prasarananya sudah sangat memadai untuk ukuran sekolah yang berada jauh dari kota. Tetapi sebagian besar fasilitas pendukung ada kesamaan dengan fasilitas yang berada di sekolah di wilayah perkotaan.
“Kadang ada guru, kadang gurunya tidak datang. Kadang bus sekolah rusak, dan masih banyak yang lainnya. Tetapi kitong [kita] tetap ke sekolah,” katanya.
Ketika bus sekolah rusak, kata Delila, kelas dialihkan dari SMA di KM 7 ke SD Negeri 2 di Kampung Demta. Dalam kondisi seperti ini, kadangkala guru kelas juga tidak hadir.
“Uang tiap semester Rp300 ribu. Sementara uang Komite Rp50 ribu per siswa. Dukungan fasilitas secara online juga tersedia. Hal ini untuk mengerjakan seluruh tugas yang diberikan dari guru kelas,” jelasnya.
Delila berharap dengan semangat serta keinginan yang kuat dalam menuntut ilmu dapat berjalan dengan baik dan sejalan dengan harapannya terhadap fasilitas pendukung yang tersedia.
“Pejabat yang berwenang, dalam hal ini pemerintah distrik hingga dengan pemerintah daerah dapat melihat hal ini dengan serius,” katanya.
Anggota Komis C DPRD Kabupaten Jayapura, Matheis Lewerisa, mengatakan kondisi Distrik Demta secara umum sudah ada banyak perubahan. Kondisi anak sekolah yang lalu belum mendapat pelayanan bus sekolah, fasilitas ini mestinya diatur dan terjadwal operasionalnya.
“Pemerintah distrik, pemerintah kampung harus saling berkoordinasi agar proses belajar dan mengajar dapat berjalan dengan baik, dan sesuai dengan semangat yang ada di anak-anak sekolah,” katanya.
Hal senada disampaikan Chintya Latalantan, anggota Komisi C DPRD Kabupaten Jayapura. Dirinya sangat kagum dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada anak-anak sekolah dari sejumlah kampung di Distrik Demta yang memiliki semangat yang luar biasa. Jarak antar rumah tinggal dan sekolah yang cukup jauh, namun ditempuh juga dengan jalan kaki.
“Harapan orang tua selalu yang terbaik bagi anak-anak mereka. Ketersediaan fasilitas pendukung adalah tugas pemerintah setempat,” ujarnya.
Menurutnya, saat Pemkab Jayapura berharap lebih soal potensi sumber daya manusia, Indeks Pembangunan Manusia yang terus meningkat, maka harapan tersebut harus seimbang dengan ketersediaan fasilitas pendukung pendidikan, termasuk guru yang setiap saat ada di sekolah.
“Jarak 7 hingga 10 kilometer dengan topografi wilayah yang cukup sulit, semangat dari anak-anak sekolah sangat luar biasa untuk menaklukan seluruh kendala dan kondisi yang ada,” katanya. (*)