Jayapura, Jubi – Sejumlah pelajar Sekolah Dasar Negeri (SDN) Inpres Waena Permai, Papua, telah kembali mengikuti kegiatan mengajar setelah tiga minggu sekolahnya dipalang.
Guru Agama Katolik SDN Inpres Waena Permai, Fransiskus Wena kepada Jubi di jalan bonzai Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Provinsi Papua, pada Senin (18/09/2023) mengaku senang karena kegiatan belajar mengajar telah berlangsung.
“Saat ini tenaga pengajar sangat terbatas, karena ada yang sudah dimutasikan, ada yang sudah pensiun sehingga masih kekurangan tenaga pengajar,” katanya.
Menurutnya, secara keseluruhan siswa di sekolah ini sebanyak 229, namun yang hadir hari ini sebanyak 56 siswa.
“Karena sejak bulan Agustus yang lalu kepsek definitif meninggal dunia sampai saat ini belum ada kepsek definitif sehingga kebijakan yang lain kami belum bisa ambil,” katanya.
Dia menambahkan, kepada seluruh orang tua siswa agar mengizinkan anaknya untuk kembali belajar dan berharap mulai besok semua siswa bisa hadir di sekolah.
“Kemudian guru-guru yang mengajar itu sebanyak 8 orang, dari delapan orang itu guru PNS hanya 4 orang, sedangkan 4 orang lainnya mereka guru honorer,” katanya.
Selain persoalan pemalangan, kekurangan guru juga menjadi soal lain. Para guru honorer dituntut harus berkinerja baik, namun gaji yang diperkirakan Rp800.000 atau Rp900.000 selama 30 hari itu, tidak cukup untuk transportasi mereka.
“Apakah pembayaran itu sesuai upah minimal regional (UMR), tapi kami di Papua itu tidak sesuai, sedangkan guru-guru honorer mereka bertempat tinggal ada yang di Sentani, Kotaraja dan sekitaran Waena,” katanya.
“Untuk penambahan guru-guru kami sudah pernah sampaikan kepada Pemkot Jayapura, namun hal itu tidak pernah ada respons balik kepada kami, sehingga setiap guru yang dipindah, dipensiun bahkan sebagian sudah almarhum,” tambahnya. (*/Dominggus Mampioper)