Jayapura, Jubi – Antrean kendaraan berbahan bakar solar terjadi berjam-jam untuk melakukan pengisian bahan bakar di sejumlah SPBU di Kota Jayapura, Provinsi Papua dalam seminggu terakhir. Para sopir mengeluh, pihak SPBU mengatakan menyalurkan sesuai prosedur, dan Pertamina mengatakan tidak ada kelangkaan.
Pantauan Jubi dalam tiga hari terakhir, anteran kendaraan yang akan mengisi bahan bakar jenis solar di SPBU Bhayangkara (SPBU Apo) bahkan sampai di depan Kantor Gubernur Provinsi Papua yang jaraknya lebih 800 meter. Sopir terpaksa antre berjam-jam.
Antrean solar itu tidak hanya terjadi di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) Bhayangkara, tetapi juga di SPBU Tanah Hitam, SPBU Padang Bulan, dan SPBU Hawai.
Arman (37), sopir angkutan barang kepada Jubi, Senin (18/9/2023) mengatakan setiap hari membutuhkan 30 liter solar untuk kebutuhan operasional mobil canvassing untuk mendistribusikan sparepart kendaraan dari perusahaan tempatnya bekerja ke seluruh bengkel di Jayapura. Namun untuk mengisi 30 liter itu ia terpaksa antre dari pukul 8.30 WP hingga 12.00 WP atau 3,5 jam.
Setiap hari ia terpaksa antre di SPBU Apo atau di SPBU Nagoya (SPBU Kota) di Kota Jayapura, tergantung rute yang dilewatinya. “Saya kecewa karena sudah hampir satu pekan belum kunjung membaik pelayanannya, saya berharap kondisi kelangkaan solar ini cepat teratasi oleh pihak terkait,” ujarnya.
Pengelola Bhayangkara (SPBU Apo), Merry (34) mengatakan kelangkaan terjadi karena jumlah volume kendaraan berbahan bakar solar di Kota Jayapura bertambah.
Ia menjelaskan setiap hari PT Pertamina (Persero) memasok BBM jenis solar ke SPBU Apo sebanyak 83 KL atau setara 83.000 liter. Semuanya setiap hari disalurkan 60 liter per kendaraan pribadi plat hitam, 80 liter kepada angkutan umum penumpang dan barang roda empat, dan 200 liter kepada per angkutan umum roda enam.
“Per hari setara pengisian 1.383 kendaraan pribadi plat hitam, setara pengisian 1.037 angkutan umum penumpang atau barang roda empat, dan setara pengisian 415 angkutan umum roda enam,” katanya.
Ia mengatakan SPBU yang dikelolanya selalu menghabiskan setiap hari dan tidak pernah melakukan penimbunan. Ia juga mengatakan tidak pernah melakukan pengisian jeriken, tapi langsung kepada tangka kendaraan.
Ever (40), pengelola SPBU Nagoya (SPBU Kota) juga menjelaskan hal senada.
Menanggapan hal ini, Area Manager Communication, Relations, dan CSR Pertamina Patra Niaga MOR 8 Regional Papua-Maluku Edi Mangun mengatakan pihaknya sudah melakukan prosedur kerja yang sudah diterapkan oleh undang-undang yang berlaku.
“Karena selama ini tidak ada kelangkaan, karena kami konsisten mengirim ke masing-masing SPBU sesuai kuota yang diberikan dari BPH Migas,” katanya melalui pesan WhatsApp, Senin (18/9/2023).
Ia mengatakan Pertamina tidak mempunyai wewenang untuk menambah atau mengurangi kuota yang telah dikeluarkan oleh pemerintah atau BPH Migas.
“Tetapi kenyataannya di lapangan masih saja di beberapa SPBU cepat sekali kehabisan BBM jenis solar tersebut,” ujarnya.
Edi menyinggung tentang ketentuan yang perlu dipatuhi SPBU untuk tidak menimbun BBM jenis solar. Namun masih ada oknum-oknum curang atau nakal, baik dari SPBU maupun pembeli yang terus saja mengabaikan apa yang telah diatur.
“Pihak SPBU sering juga tidak menolak permintaan oknum untuk mengisi di jeriken,” ujarnya.
Ia meminta pemerintah daerah dan kepolisian untuk sama-sama mengusut tuntas permasalahan tersebut. (*)