Sentani, Jubi – Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jayapura, Hariyanto Piet Soyan, minta Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura meninjau kembali hasil pembangunan fasilitas pendidikan (SD 3) di Kampung Yougapsa, Distrik Demta.
Soyan meminta hal ini karena dari hasil kunjungan kerja (kunker) ke Kampung Yougapsa awal pekan lalu ditemukan bahwa bangunan yang meliputi tiga kelas di kampung itu dalam kondisi baru selesai dikerjakan tetapi ada banyak kerusakan dan kekurangan dari bagian-bagian struktur bangunan tersebut.
“Bangunan tiga ruang kelas yang dibangun ini belum setahun, karena anggaran tahun 2022, dan hal ini dipastikan sesuai dengan laporan kerja pemerintah daerah yang dilaporkan oleh penjabat bupati pada pembukaan sidang awal tahun. Sudah nampak genangan air di atas plafon di setiap ruangan,” ujar Soyan di Sentani, Senin (8/5/2023).
Dikatakan, dalam kunker tersebut, pihaknya ketika mengunjungi Kampung Yougapsa, di sana ada pemerintah kampung, tenaga guru, dan pihak keamanan setempat. Secara kasat mata fisik bangunannya sangat bagus dari bagian luar. Namun ketika diperiksa dari sisi dalam ruangan, belum ada sambungan listrik yang terpasang dan rembesan air di plafon sangat banyak.
“Ini bangunan yang diharapkan dapat bertahan dalam waktu dan jangka yang panjang, agar guru dan siswa dapat melaksanakan aktifitas belajar dan mengajar juga dengan baik. Dinas terkait harus memeriksa kembali dan mengevaluasi kinerja pihak ketiga yang diberikan pekerjaan pembangunan fasilitas pendidikan ini,” tegasnya.
Menurutnya, fasilitas pendidikan dengan bangunan yang permanen tetapi tidak ada meteran listrik yang terpasang, padahal instalasinya sudah terpasang.
Perencanaan bangunan seperti ini perlu dikaji ulang, pihak ketiga dan pemilik aset, dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura, harus sama-sama dievaluasi.
“Anggaran untuk membangun fasilitas itu mencapai Rp1 miliar lebih. Kabar dari masyarakat setempat, pihak ketiga yang mempekerjakan para tukang juga belum dibayar hak-hak mereka sebagai tukang bangunan,” ungkapnya.
Untuk itu, Piet Soyan berharap kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura segera menyelesaikan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
“Ketika kita berbicara peningkatan potensi sumber daya manusia, fasilitas pendukungnya juga harus memadai. Sistem pendidikan di kampung dan di kota tidak boleh ada perbedaan mutunya. Seluruh fasilitas pendukung di dalam kelas harus sama. Jika memungkinkan, ke depannya Dinas Pendidikan dapat membangun lagi tiga kelas selanjutnya. Hal ini dipandang perlu karena jumlah siswa sekolah setiap tahun akan bertambah, sesuai dengan laporan warga bahwa dua sekolah di kampung tetangga seperti Kampung Tarvia, Muris Kecil, dan Ambora selalu penuh dan sekolah mengalami over kapasitas. Nanti dalam tahap belajar mengajar, karena belum ada rumah guru di sana, maka perekrutan tenaga guru bisa dari tenaga pendidik yang sudah siap di kampung-kampung di Distrik Demta,” ujarnya. (*)