Jayapura, Jubi – Koalisi Anak Adat Peduli Lingkungan atau KAAPL di Papua menggelar aksi damai di Taman Imbi, Kota Jayapura, Papua, pada Rabu (7/2/2024). Aksi damai kali ini terkait Pemilu 2024 dan menyerukan slogan “salah pilih susah pulih”.
Salah satu aktivis muda lingkungan hidup, Anastasya Manong, mengatakan aksi ini digelar agar masyarakat dan anak muda Papua, bisa memilih pemimpin yang baik untuk lima tahun ke depan. Aksi tersebut dimulai sejak pukul 11.00 WP sampai pada pukul 13.00 WP.
“Kami mengangkat tema ‘salah pilih susah pulih’, karena kami melihat bukan di Indonesia [pada umumnya saja] tapi di Papua [juga] banyak terjadi pelanggaran HAM, pelanggaran deforestasi, perampasan tanah, dan lain sebagainya,” katanya.
Pada aksi ini, peserta turut membawa beberapa spanduk yang bertuliskan “salah pilih susah pulih”, “Tanah Papua not for sale”, “jaga SDA Papua, hati-hati makin susah”, “Papua tak butuh sekadar omon-omon”, “laut bukan tempat sampah”, dan dan beberapa kalimat lainnya.
“Tulisan [kalimat] tersebut untuk mengingatkan kembali kepada anak-anak muda Papua dan semua masyarakat yang ada di sini [Papua],” ujarnya.
Ia menambahkan, aksi ini bukan untuk mengampanyekan partai politik tertentu, dan berpesan kepada masyarakat serta anak muda agar melihat pemimpin yang memiliki jiwa dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat adat.
Salah satu orator aksi, Rudi Jafata, mengatakan isu yang diangkat terkait lingkungan hidup, agar generasi milenial dan Gen Z sadar bagaimana cara melihat pemimpin yang dibisa dititipkan amanat.
“Kami tidak ingin kelompok oligarki menguasai lembaga pemerintahan, sehingga kami mengingatkan kepada masyarakat agar jangan salah dalam memilih pemimpin, karena dampak dari rakusnya oligarki yakni rakyat akan kehilangan hak-haknya [khususnya] masyarakat adat, dan masyarakat miskin terus termarginalisasi, lalu tidak ada penyelesaian konflik agraria di Tanah Papua maupun di seluruh Indonesia,” katanya.
Jafata mengingatkan kepada masyarakat bahwa melihat pemimpin itu harus dari rekam jejaknya, potensinya, atau apakah ketika dipercayakan menjadi pemimipin, dia bisa memihak kepada masyarakat atau tidak.
“Kami ingin pulihkan ruang demokrasi, pulihkan keadilan bagi masyarakat, pulihkan keadilan bagi masyarakat adat, dan pulihkan alam,” katanya. (*)
Discussion about this post