Jayapura, Jubi – Banyak keluarga di Kepulauan Solomon menyuarakan keprihatinan serius mengenai keterlambatan pemeriksaan atau penanganan medis untuk pasien yang sakit kritis. Hal ini menurut mereka terkadang mengakibatkan pasien dipulangkan dan akhirnya meninggal dunia.
Sementara itu, pasien yang ditahan oleh dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut akhirnya meninggal saat menunggu. Situasi ini tidak hanya menimbulkan kesedihan, tetapi juga memberikan beban keuangan yang besar bagi keluarga yang bertugas memulangkan jenazah ke desa asal untuk dimakamkan. Demikian dikutip dari solomonstarnews.com, Selasa (21/1/2025).
Dilaporkan bahwa banyak keluarga yang menyuarakan rasa frustrasi di masa lalu atas apa yang mereka anggap sebagai kurangnya urgensi dalam merawat pasien yang sakit kritis. Beberapa menduga bahwa keterlambatan dalam penanganan medis yang tepat oleh dokter telah menyebabkan hilangnya kesempatan untuk menyelamatkan nyawa pasien.
“Kami membawa anggota keluarga kami ke rumah sakit saat kondisinya kritis, tetapi alih-alih pemeriksaan menyeluruh atau perawatan darurat, kami malah disarankan untuk membawa pasien pulang dan beristirahat di sana,” kata salah seorang kerabat yang berduka kepada Solomon Star dalam sebuah wawancara minggu ini.
“Beberapa hari kemudian, kami kehilangan orang yang kami cintai dan biaya tambahan untuk mengangkut jenazah kembali ke desa kami sangat besar,” kata anggota keluarga yang berduka.
Bagi banyak keluarga, terutama yang tinggal di daerah pedesaan atau pulau-pulau terluar, biaya transportasi orang terkasih yang meninggal dapat sangat membebani keuangan.
Biaya-biaya ini termasuk sewa kendaraan, perahu, atau penerbangan, serta pengaturan logistik untuk pemakaman.
Para pendukung kesehatan telah menyerukan peninjauan kembali protokol medis, untuk memastikan bahwa kasus kritis ditangani dengan urgensi yang semestinya.
“Kami memahami tekanan yang ada pada sistem perawatan kesehatan kami, tetapi tidak ada pasien dalam kondisi kritis yang boleh dipulangkan tanpa pemeriksaan menyeluruh,” tegas salah seorang advokat dari Gizo.
“Namun tantangan sistemik yang berkaitan dengan sistem perawatan kesehatan kita, terutama di wilayah dengan keterbatasan sumber daya, sering kali menghadapi tuntutan yang sangat besar, keterbatasan fasilitas, peralatan, atau staf dapat menyebabkan penundaan daripada kelalaian yang disengaja,” tambahnya.
“Yang lainnya adalah kesalahpahaman, di mana terkadang apa yang dianggap keluarga sebagai penundaan yang tidak perlu sebenarnya bisa jadi merupakan upaya dokter untuk lebih memahami kondisi pasien atau menstabilkannya sebelum dipulangkan,”katanya.
“Terakhir, komunikasi yang jelas antara tenaga medis dan keluarga sangat penting. Keluarga harus memahami alasan di balik penundaan atau pemulangan untuk menghindari kebingungan atau perasaan diabaikan,” tambah Advokat Kesehatan yang bersangkutan.
Keluarga mendesak pemerintah dan penyedia layanan kesehatan untuk memprioritaskan kasus kritis dan meningkatkan ketersediaan sumber daya untuk mencegah kematian yang dapat dihindari.
Mereka juga menekankan perlunya kesadaran masyarakat tentang pentingnya mencari perawatan medis tepat waktu dan mengadvokasi layanan kesehatan yang lebih baik.
Ketika kekhawatiran ini tumbuh, banyak yang berharap bahwa perbaikan sistemik akan mengurangi beban keluarga dan memastikan bahwa pasien dalam kondisi kritis menerima perawatan yang sangat mereka butuhkan. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!