Jayapura, Jubi – Tonga menghadapi ancaman wabah demam berdarah. Jumlah kasus penyakit tersebut terus melonjak di Tongatapu, Vava’u, dan ‘Eua.
Menteri Kesehatan Ana Akoula mengatakan kasus terbaru demam berdarah terkonfirmasi pada pekan lalu, menyusul kemudian 10 kasus berikutnya. Demam berdarah terutama berjangkit di Tongatapu, pulau utama di Kerajaan Tonga. Sebagian besar pasiennya berusia 12–17 tahun.
“Diperkirakan, ada lebih banyak lagi kasusnya [pada hari-hari berikutnya]. Musim penghujan dan cuaca buruk sangat mendukung perkembangbiakan nyamuk penular demam berdarah [Aedes aegypti],” kata Akoula, Rabu (19/2/2025), dikutip RNZ.
Dia mengatakan Kementerian Kesehatan telah mengumumkan penetapan status wabah tersebut, hingga ke pulau-pulau terluar Tonga. Mereka juga telah menginstruksikan petugas kesehatan meningkatkan kewaspadaan dan pendeteksian dini terhadap penularan demam berdarah.
“Kementerian Kesehatan mengingatkan masyarakat bahwa demam berdarah itu menular. Penyakit ini menyebar dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi [virus demam berdarah],” kata Akoula.
Namun, dia mengimbau warga tidak panik. Sebaliknya, mereka mesti mempelajari penularan, dan mengenali gejala serangan demam berdarah. Jika bergejala demam berdarah, segera memeriksakan diri ke pusat layanan kesehatan setempat.
Pada bulan lalu, Pemerintah Samoa, dan Pemerintah Fiji juga menetapkan wabah demam berdarah di negara mereka. Di Fiji, demam berdarah mewabah di wilayah barat Viti Levu, pulau utama di negara tersebut. (*)

Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!