Jayapura, Jubi – Kementerian Kesehatan Fiji mengumumkan wabah demam berdarah di Divisi Barat, dengan 200 kasus tercatat sejak awal tahun ini.
Divisi Barat Fiji mencakup tiga provinsi di bagian barat dan utara Viti Levu: Ba, Nadroga-Navosa, dan Ra. Mayoritas kasus terjadi pada kelompok usia 10 hingga 29 tahun. Demikian dikutip Jubi.id dari RNZ Pasifik, Selasa (4/2/2025).
Kasus demam berdarah umumnya meningkat selama musim hujan, dari Oktober hingga April, serta setelah cuaca buruk. Sejak Hari Natal, Fiji mengalami berbagai kondisi cuaca ekstrem yang memperburuk penyebaran penyakit ini.
Langkah Penanganan Pemerintah
Kementerian Kesehatan Fiji menyatakan telah menerapkan Rencana Aksi Demam Berdarah. Pemantauan situasi terus dilakukan oleh kepala divisi dan manajer senior. Tim kesehatan divisi juga telah diberitahu tentang peningkatan kasus, guna memastikan deteksi dini, pengobatan tepat, dan rujukan kasus jika diperlukan.
Selain itu, tim tanggap wabah di tingkat divisi dan subdivisi telah mendapatkan pelatihan untuk menyelidiki serta merespons situasi darurat selama wabah berlangsung.
Edukasi dan Pencegahan
Kementerian menghimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap demam berdarah, mengambil langkah pencegahan, dan segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala.
Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Infeksi terjadi ketika nyamuk menggigit individu yang telah terjangkit virus dan kemudian menularkannya kepada orang lain. Demam berdarah parah bisa berakibat fatal, tetapi sebagian besar penderita akan pulih dalam 2 hingga 7 hari meski tetap merasa lelah selama beberapa minggu setelahnya.
Gejala utama demam berdarah meliputi demam tinggi disertai minimal dua gejala lainnya, seperti mual, muntah, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, nyeri otot atau sendi, nyeri di belakang mata, serta ruam kulit. Beberapa penderita juga mengalami pembengkakan kelenjar, diare, dan perasaan tidak enak badan secara umum.
Kementerian menegaskan bahwa diagnosis dini dan penanganan gejala yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius serta mengurangi penyebaran virus lebih lanjut. Pasien disarankan untuk banyak beristirahat dan mengonsumsi cairan dalam jumlah cukup guna mempercepat pemulihan. (*)
Untuk melihat lebih banyak content JUBI TV, click here!