Jayapura, Jubi- PM sementara Solomon Islands (SI), Manasseh Sogavare menuduh AS tidak tulus dalam ingin memperdalam hubungan dengan SI, mengklaim kekuatan asing mungkin mendanai beberapa partai politik untuk melancarkan kerusuhan lagi selama NGE (Neg Elcetion) jelang Pemilihan Umum di Solomon, 17 April 2024 mendatang.
“Perdana Menteri Manasseh Sogavare menuduh Amerika Serikat tidak tulus dalam upayanya memperdalam hubungan bilateral dengan Kepulauan Solomon pada resepsi penyambutan Duta Besar Non-residen Amerika Serikat untuk Kepulauan Solomon, Ann Marie Yastishock,”cdemikian dikutip jubi dari Solomon Star , Selasa (2/4/2024)
Duta Besar Yastishock yang berdomisili di Port Moresby, Papua Nugini berada di Honiara pekan lalu untuk menyerahkan Surat Kredensialnya kepada Gubernur Jenderal (Pj) Patteson John Oti.
Orang dalam pemerintah yang membocorkan rahasia tersebut mengatakan kepada Solomon Star bahwa tindakan Perdana Menteri Sementara itu tidak sopan dan sebagai pejabat pemerintah, dia merasa malu dan menyesal menghadiri resepsi tersebut.
Dia mengatakan Perdana Menteri Sementara dalam pidatonya pada kesempatan tersebut mengklaim Amerika Serikat tidak tulus dalam keinginannya untuk memperdalam hubungan bilateral dengan Kepulauan Solomon, sebab gagal mengirimkan Duta Besar untuk memimpin Kedutaan Besarnya di Honiara. Kedutaan Besar AS di Kepulauan Solomon dipimpin oleh Kuasa Usaha ad interim.
Orang dalam Pemerintah mengatakan Perdana Menteri menggambarkan hal ini sebagai tindakan tidak sopan yang dilakukan AS.
Orang dalam tersebut mengatakan bahwa Perdana Menteri Sementara itu lebih lanjut mengklaim dalam pidatonya pada kesempatan tersebut bahwa menurut Kepolisian Kepulauan Solomon (RSIPF), pasukan asing melakukan intervensi dalam ‘Pemilihan Umum Nasional’ di negara tersebut tahun ini.
Ia mengatakan menurut Perdana Menteri Sementara, kekuatan asing mungkin mendanai beberapa partai politik dan berencana melancarkan kerusuhan lagi selama pemilu untuk mengganggu proses pemilu dan merusak stabilitas sosial.
Ia mengatakan, Perdana Menteri Sementara itu bahkan mengklaim bahwa ‘beberapa partai politik menjadi semakin radikal dan beberapa bahkan berencana membunuh lawan-lawannya dengan pembunuhan atau cara kekerasan lainnya.
Orang dalam pemerintah mengatakan tindakan Perdana Menteri saat resepsi Duta Besar adalah tidak pantas baginya sebagai kepala pemerintahan politik yang mempromosikan Kebijakan Luar Negeri ‘Teman untuk Semua dan Musuh bagi Siapa Pun’.
Dia mengatakan Kepulauan Solomon membutuhkan pemimpin yang mampu mewujudkan apa yang mereka katakan dan waktu untuk memilih pemimpin tersebut adalah pada Pemilihan Umum Nasional mendatang.(*)