Jayapura, Jubi – Perkumpulan Pediatri Papua Nugini kembali menyerukan tindakan cepat untuk mengakhiri Tuberkulosis atau TBC yang terus melonjak. Hal itu terus terjadi dan memberikan dampak kepada ribuan anak. Seruan itu dilakukan pada Hari Kesehatan se-Dunia pada 7 April 2024 di Port Moresby, PNG.
“Di PNG lebih dari 7.000 anak terkena dampak Tuberculosis,” demikian dikutip Jubi dari rnz.co.nz, Sabtu (13/4/2024).
Negara yang bertetangga langsung dengan Provinsi Papua, Papua Selatan, dan Papua Pegunungan ini mengalami lonjakan kasus pada 2023, melampaui 40.000 kasus. Sebanyak 26 persen kasus terjadi pada anak-anak, jauh lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 10 persen.
Masyarakat mengatakan lonjakan kasus itu disebabkan berbagai faktor, termasuk pengobatan yang tertunda, pusat kesehatan yang tidak lengkap, dan kekurangan staf yang diperburuk oleh penularan di komunitas.
Mendeteksi TBC pada anak-anak merupakan tantangan tersendiri karena gejalanya yang tidak jelas. Namun upaya terus dilakukan untuk mendukung diagnosis dan pengobatan.
Pediatric Society mengatakan negara ini memprioritaskan penyediaan pengobatan terbaru dan obat-obatan ramah anak kepada anak-anak untuk memastikan kesejahteraan mereka.
Jumlah anak yang menerima perawatan di Rumah Sakit Umum Port Moresby meningkat dari 435 menjadi 900 pada 2023.
Dokter anak dr Gordon Pukai mengimbau keluarga untuk mewaspadai gejala seperti batuk berkepanjangan, demam, dan berkeringat pada malam hari, penurunan berat badan, dan penyakit kronis.
Pukai mendorong mereka yang terkena dampak untuk menyelesaikan pengobatan yang diberikan secara lengkap. “TBC bisa disembuhkan dan pengobatannya gratis,” ujarnya.
Ia menambahkan sangat penting untuk memastikan bahwa anak-anak menerima semua dosis imunisasi untuk melindungi mereka dari penyakit yang dapat dicegah dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Untuk lebih mengatasi krisis itu, Pediatric Society meluncurkan Proyek TB-HIV pada Anak yang bertujuan untuk meningkatkan pengujian dan deteksi kasus TB pada anak.
Upaya yang dilakukan termasuk meningkatkan keterampilan petugas layanan kesehatan, menerapkan metode pengujian lanjutan, dan meningkatkan pilihan pengobatan untuk TB yang resistan terhadap obat dan koinfeksi TB-HIV.
Selain itu, kemajuan besar telah dicapai dengan diperkenalkannya obat TBC yang ramah anak, sebuah pencapaian yang signifikan tidak hanya untuk Papua Nugini, tetapi juga dalam skala global.
‘Proyek TB-HIV Anak’ didanai Kemitraan Australia-PNG bekerja sama dengan Program TB Nasional, Departemen Kesehatan Nasional, Rumah Sakit Umum Port Moresby, dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. (*)
Discussion about this post