Jayapura, Jubi – Warga di bagian utara dan barat Pulau Tanna, Vanuatu, mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap kekeringan parah yang melanda komunitas mereka.
“Musim kemarau yang berkepanjangan berdampak buruk pada tanaman penting seperti jagung, sawi, dan kumala, sehingga menyebabkan penurunan produksi pangan secara signifikan,” demikian dikutip Jubi dari dailypost, Senin (15/1/2024).
Laporan lokal menunjukkan bahwa berkurangnya curah hujan selama beberapa minggu terakhir telah menyebabkan tanaman layu, yang berdampak tidak hanya pada makanan rutin penduduk setempat tetapi juga mengganggu pasokan makanan di Pasar kota Lenakel.
Delon Tavan, seorang pedagang di pasar, mengungkapkan kekhawatirannya, menghubungkan kerusakan tersebut dengan panas terik matahari yang berlangsung sejak awal tahun lalu.
Para pedagang mengatakan dampak buruk abu vulkanik Yasur menambah tantangan yang mereka klaim semakin memperparah dampak musim kemarau terhadap tanaman mereka.
“Kebun kami sangat terdampak dibandingkan masa lalu karena saat ini panas matahari dan abu vulkanik digabungkan. Makanan yang dipasok ke pasar berkurang karena sebagian besar tanaman layu akibat terik matahari,” jelas Tavan.
Penduduk setempat melaporkan bahwa hujan baru saja mulai turun di pulau itu minggu ini. Mereka menyatakan lega jika hujan terus turun, namun jika tidak turun, mereka takut akan dampak kekeringan parah yang sedang berlangsung.
Selain krisis pertanian, daerah-daerah di pulau yang bergantung pada air hujan dan tangki air juga menghadapi kekurangan akibat kurangnya curah hujan.
Glenda Pakoa, Pj Manajer Divisi Perubahan Iklim di Departemen Meteorologi dan Bahaya Geo Vanuatu (VMGD), menjelaskan, Departemen tersebut menyatakan permulaan periode El Nino sekitar September tahun lalu. Namun, Vanuatu hanya mengalami dua musim-musim hujan, yang dikenal sebagai musim siklon, dari November hingga April, dan musim kemarau dari Mei hingga Oktober.
Pakoa mencatat bahwa bagian utara dan barat Pulau Tanna sangat rentan terhadap perubahan cuaca karena kondisi biasanya kering. Kerentanan ini semakin parah ketika terjadi El Nino, sehingga berdampak lebih parah pada wilayah tersebut. Ia memperkirakan masyarakat Tanna dan pulau-pulau lain di negara tersebut akan menghadapi kekeringan hingga akhir musim hujan di April.
VMGD mengimbau masyarakat untuk menyimpan air setiap kali hujan, mengingat kondisi El Nino. Para petani disarankan untuk mengairi tanaman mereka untuk mengurangi dampak kekeringan terhadap produksi pangan.
Saat pulau ini bergulat dengan tantangan-tantangan ini, masyarakat berharap akan curah hujan yang berkelanjutan untuk meringankan krisis yang terjadi saat ini. (*)
Discussion about this post