Sentani, Jubi – Unit Pelaksana Teknis Dinas atau UPTD Puskesmas Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura Papua, menargetkan pada 2030 masyarakat di tujuh kampung, yakni Kampung Nolokla, Nendali, Asei Kecil, Asei Besar, Itakiwa, Puai, dan Yokiwa harus bebas dari penyakit yang mengancam jiwa, yaitu Tuberkulosis Paru (TBC).
Hal itu disampaikan penanggung jawab penyakit TBC, Thelma Dangwbun kepada Jubi di ruang kerjanya pada Senin (6/5/2024). “Target kami 2030 mendatang masyarakat harus bebas dari penyakit TBC. Bebas bukan berarti sudah tidak ada penyakit tapi artinya sudah menurun,” katanya.
Sejak 2022 hingga April 2024, kata Thelma Dangwbun, kasus penyakit yang mengancam jiwa hingga meninggal di tujuh kampung itu adalah TBC Paru. Sejak tahun 2022 Puskesmas Kampung Harapan sudah mengobati TBC sebanyak 145 orang, tahun 2023 sebanyak 109 orang, dan sejak Januari hingga April 2024 sebanyak 38 orang.
“Setiap tahun kami memiliki target terhadap suspek TB, dan TB yang diobati. Khusus 2024 ini kami menargetkan pasien yang perlu diobati harus 112 orang, dan sejak Januari hingga April sebanyak 38 orang sudah diobati,” katanya.
Thelma Dangwbun menjelaskan, pada 2023 Puskesmas menargetkan sebanyak 112 orang dapat diobati, namun pihaknya baru berhasil mengobati 109 orang.
“Untuk sistem pengobatan sendiri berhasil, namun sejak 2023 ada beberapa pasien meninggal karena, [dalam tubuhnya] ada dua penyakit yaitu TBC dan HIV/AIDS, pasien tersebut kondisinya sudah parah lalu datang untuk diobati,” ujarnya.
Menurutnya, penyakit TBC menulari masyarakat yang ekonominya lemah dan lingkungannya tidak sehat. Walaupun masyarakat sudah semakin tahu cara penularan TBC paru melalui batuk, namun duduk bersama mereka tanpa ada penutup mulut . Thelma menyebutkan di kawasan Asei Kecil dan Ayapo banyak masyarakat sudah mendapatkan pengobatan.
Untuk mencapai target ‘bebas TBC’ di 2030 Thelma Dangwbun mengatakan pihaknya telah mengkaderkan sebanyak 14 orang yang tersebar di tujuh kampung tersebut. “Setiap kampung kami sudah punya kader TB, jadi kami sudah melatih mereka untuk mengingatkan kepada masyarakat jika ada batuk mereka langsung berkomunikasi dengan kami,” katanya.
Dia menambahkan, pihaknya memiliki target agar Puskesmas bisa langsung menerjunkan tenaga ke lapangan untuk memeriksa masyarakat. Karena banyak masyarakat yang mengalami batuk namun tidak segera datang untuk memeriksakan diri karena mereka menganggap diri sakit biasa.
“Makanya dari dinas target kita untuk mendatangi suspek TB,” katanya. (*)
Discussion about this post