Jayapura, Jubi – Rumah Sakit Jiwa Daerah atau RSJD Abepura Jayapura siap melayani calon legislatif yang butuh perawatan karena gagal pada Pemilu 2024.
Direktur RSJD Abepura dr Guy Yana Emma Come saat ditemui Jubi di ruang kerjanya pada Senin (12/2/2024) mengatakan berdasarkan pengalaman pada Pemilu sebelumnya memang ada caleg kalah yang dilayani.
“Saya sudah bertanya kepada Direktur yang lama, pengalaman di tahun sebelumnya itu ada caleg yang dilayani, tapi hanya rawat jalan saja, mereka datang untuk konsultasi saja sehabis pemilihan umum legislatif,” katanya.
Ia berharap untuk pesta demokrasi tahun ini para caleg tetap sehat mental dan sehat jiwa, karena itu pilihan yang mereka ambil untuk menjadi pemimpin. “Kalau tidak terpilih nantinya mereka siap mental juga, supaya jangan sampai harus dirawat,” ujarnya.
Dr Guy Yana Emma Come mengatakan sebagai satu-satunya Rumah Sakit Jiwa Daerah di Tanah Papua, RSJD Abepura yang dipimpinnya siap tidak siap harus tetap melayani caleg yang membutuhkan layanan.
“Suka tidak suka tetap akan melayani, kalau ada dari caleg-caleg yang andai kata mereka butuh pelayanan,” katanya.
Sebagai persiapan, kata dr Emma Come, untuk ruangan akan dipakai ruangan yang ada. RSJD Abepura memiliki ruang kelas pria yang relatif tidak banyak pasien. Kemudian ruangan kelas wanita.
“Kalau nanti memang kondisi mengharuskan kita pihak RSJD Abepura punya kunjungan rawat nginap dari para caleg, pasti kita buka bangsal khusus untuk mereka,” ujarnya.
Hanya saja, tambah dr Emma Come, kendala saat ini di rumah sakit yang dipimpinnya adalah tenaga dokter spesialis hanya tiga orang. Kemudian tenaga dokter umum yang sebelumnya dibantu dokter umum berstatus dikontrak, tahun ini tidak ada kebijakan lagi memakai dokter kontrak karena keterbatasan dana..
“Sehingga kalau ada kedaruratan, itu kita berharap terkordinasi dirujuk di pagi hari supaya dilihat oleh dokter spesialis, karena rata-rata kunjungan sehari, apalagi hari libur tembus di atas 100 orang yang harus kami tangani, sehingga dokter itu waktu kerjanya tidak cukup,” ujarnya.
Dokter spesialis bekerja mulai dari pukul 8 pagi sampai 3 sore. Ketiga dokter spesialis harus bergantian menjaga poliklinik dan ruang rawat inap.
“Dari keterbatasan itu kami berharap, kalau misalnya dari pihak keluarga, pihak ketiga, Dinas Sosial atau puskesmas, atau pihak rumah sakit, kalau mau rujuk mohon untuk rujuk di pagi hari, karena kita punya keterbatasan pada dokter umum dan tenaga medis,” katanya. (*)