Jayapura, Jubi – Seorang mantan jurnalis RNZ Pacific yang menghabiskan banyak waktu meliput Melanesia mengatakan polisi berjuang untuk membendung serangkaian ‘balas dendam’ suku yang sedang berlangsung di Pulau Enga, Papua Nugini.
“Komisaris Polisi David Manning mengatakan situasi di lapangan telah kembali normal tanpa adanya pertempuran baru. Namun mereka tidak lengah,” demikian dikutip Jubi dari rnz.co.nz, Rabu (21/2/2024).
Mantan jurnalis RNZ Pacific, Johnny Blades, mengatakan kepada Morning Report bahwa ketegangan yang sudah berlangsung lama tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.
“Itu hanyalah serangan terbaru dari serangkaian serangan balasan dan itu kebetulan merupakan serangan penyergapan,” katanya.
“Rekaman telah muncul yang menunjukkan 50 atau 60 mayat dibuang ke bagian belakang truk polisi. Polisi baru terlihat kemudian,” tambahnya.
“Di sinilah letaknya. Ini cukup kejam dan tidak benar-benar menunjukkan tanda-tanda mereda karena polisi kalah jumlah senjata dan jumlah personel. Begitu pula dengan pasukan pertahanan,” katanya.
Blades mengatakan polisi telah melakukan upaya untuk mengadakan perundingan damai dan menerapkan lockdown, namun upaya tersebut gagal dalam jangka panjang.
“Ini benar-benar sebuah perang… Ini adalah siklus pembunuhan balasan yang tak ada habisnya antara dua suku utama,” katanya.
“Tetapi hal ini dimulai dengan serangan yang dilakukan oleh salah satu anggota suku terhadap seseorang dari suku lain dan serangan balik berikutnya semakin meningkat dan menjadi lebih besar hingga menjadi serangan akhir pekan lalu,” tambahnya.
Komisaris Polisi Papua Nugini, David Manning, mengatakan polisi dapat memastikan bahwa 49 jenazah telah ditemukan dari pertempuran akhir pekan di Provinsi Enga, namun kemungkinan masih banyak lagi yang ditemukan.
Manning memperingatkan bahwa pembuat onar atau “setiap anggota suku yang mengangkat senjata kemungkinan besar akan ditembak oleh pasukan keamanan”. (*)
Discussion about this post