Jayapura, Jubi-Sanitasi yang buruk mempengaruhi proses tumbuh dan belajar anak-anak di Kepulauan Solomon. Hal ini disoroti oleh Koordinator RWASH, Robert Muller di Divisi Kesehatan Lingkungan (EHD) Kementerian Kesehatan dan Pelayanan Medis (MHMS) pada peluncuran Program Sanitasi Berkelanjutan Nasional (NSSP) pekan lalu di Ibu Kota Provinsi Barat Gizo, negara Kepulauan Solomon.
Peluncuran dilakukan oleh Wakil Perdana Menteri Provinsi Barat Calrick Runimetu. Peluncuran NSSP Tahap 2 meliputi Kolombangara, Vella Tenggara dan Ranoggah. Program ini akan dilaksanakan dalam waktu satu tahun. Berfokus memastikan masyarakat terpilih di ketiga pulau tersebut memiliki akses terhadap sanitasi yang baik,”demikian dikutip jubi dari solomonstarnews.com, Rabu (11/8/2023)
Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi kebiasaan buang air besar di semak-semak, sungai, daerah pesisir dan pantai.
Berbicara pada peluncuran tersebut untuk menyoroti dampak dari sanitasi yang buruk, Muller mengatakan salah satu dampak negatif dari praktik ini terhadap anak-anak adalah ‘pertumbuhan terhambat.’
“Anak-anak paling rentan terhadap dampak negatif buruknya praktik sanitasi dan kebersihan yang mempengaruhi pertumbuhan mereka. Anak-anak yang tinggal di dekat tempat buang air besar sembarangan, 11 persen lebih mungkin mengalami hambatan pertumbuhan,”.
“Selain itu, diare lebih banyak terjadi di daerah dengan tingkat penggunaan toilet yang buruk. Diare merupakan penyebab kematian kedua pada anak di bawah usia lima tahun,”.
“pertumbuhan yang terhambat berarti seorang anak tidak dapat tumbuh karena ia terus terkena diare.”
Muller menambahkan, dampak lain dari pertumbuhan anak yang terhambat adalah berkurangnya konsentrasi di kelas dan lambatnya kemampuan belajar.
“Pada akhirnya, hal itu mempengaruhi kemampuan belajar anak di sekolah dan kinerjanya secara keseluruhan.”
Oleh karena itu, Muller mengatakan penting bagi keluarga pedesaan untuk mengetahui dampak sanitasi yang buruk terhadap kesejahteraan mereka.
Menurut Bank Dunia, 165 juta anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia terjebak dalam kemiskinan dan hidup di bawah kondisi sanitasi di bawah standar. Pada 2017, kematian anak balita akibat diare di Kepulauan Solomon mencapai 0,07 persen.(*)