Jayapura, Jubi – Pemimpin Oposisi Parlemen Solomon, Matthew Wale, mengatakan kesejahteraan guru merupakan kelemahan kritis dalam sistem pendidikan di Kepulauan Solomon.
Berbicara pada perdebatan RUU Pendidikan 2023 di Parlemen pada Selasa (3/10/2023), anggota parlemen Wale mengatakan harus ada kepastian yang masuk akal mengenai kesejahteraan guru yang harus dijaga.
Dia mengatakan jelas bahwa pemerintah tidak menghargai guru.
“Kami lebih menghargai birokrat daripada guru karena kami membayar mereka lebih banyak,” tambah Pemimpin Oposisi sebagaimana dikutip Jubi dari solomonstarnews.com, Kamis (5/10/2023).
Pemimpin Oposisi tersebut mengatakan rendahnya gaji guru telah mengganggu sistem pendidikan di negaranya selama beberapa dekade. Namun tanggapan pemerintah masih setengah hati dan lebih memilih untuk mengabaikan kebutuhan tersebut.
Ia mengatakan RUU ini juga tidak akan menyelesaikan masalah ini.
“Gaji guru, tempat tinggal, perjalanan cuti, pengembangan profesi, dan lain-lain, merupakan isu-isu yang memiliki pengaruh yang tidak proporsional terhadap semangat kerja guru. Ketidakhadiran guru, meskipun tidak dapat dimaafkan, merupakan gejala nyata rendahnya semangat kerja guru,” katanya.
MP Wale mengatakan hal ini mempunyai dampak buruk yang tidak proporsional terhadap kualitas pendidikan di sistem kita.
Dia mengatakan pemerintah telah mengabaikan kesejahteraan guru sehingga menimbulkan bahaya besar bagi sistem pendidikan dan siswa.
“Apa yang diperlukan agar pemerintah akhirnya serius dalam menangani kesejahteraan guru secara substantif? Solusinya memerlukan kemauan politik,” tanya Pemimpin Oposisi.
Ia mengatakan agar guru bersemangat mengajar, berkomitmen penuh terhadap pengalaman belajar muridnya, tidak boleh terganggu oleh kebutuhan kesejahteraan keluarganya sendiri.
MP Wale menambahkan kesejahteraan guru bukan satu-satunya kendala yang dihadapi guru.
Ia mengatakan relatif kurangnya sumber daya pengajaran juga merupakan kendala serius.
“Upaya kami dalam masalah ini sudah lama tidak memadai. Tentu saja, seorang guru yang kreatif dan banyak akal dapat menginspirasi siswanya bahkan tanpa sumber daya guru, seperti yang dilakukan beberapa orang,” tambah Pemimpin Oposisi.
Pemimpin Oposisi mengatakan hal ini tidak boleh dijadikan alasan atas pengabaian yang sudah berlangsung lama. (*)