Jayapura, Jubi- Gempa bumi berkekuatan 7,0 SR melanda Wewak ibukota Provinsi Sepik Timur, Papua Nugini pada Senin pagi (3/4/2023) telah memakan korban, rumah dan harta benda. Kepolisian setempat melaporkan mpat orang tewas, 17 orang terluka dan menghancurkan lebih dari 300 rumah.
Komandan polisi Provinsi Sepik Timur Supt Christopher Tamari, mengatakan mereka mencatat angka yang belum dikonfirmasi karena pihak berwenang masih terus mengumpulkan informasi tentang tingkat kerusakan.
“Gempa tersebut melanda wilayah sekitar 100 kilometer barat daya Wewak, dengan kedalaman 80 km,”katanya di Wewak kepada The National , Senin malam (3/4/2023)
Direktur Pusat Bencana Nasional Kolonel Carl Wrakonei mengatakan mereka sedang menunggu laporan dari koordinator bencana provinsi.
Wrakonei mengatakan gempa juga dirasakan di West Sepik, Enga, Eastern Highlands, Jiwaka dan Southern Highlands.
Sebuah pernyataan dari divisi Manajemen Kebijakan Mineral dan Geohazards mengatakan pusat gempa terletak di Danau Chambri di Wosera-Gawi.
Gempa bumi terasa luas di sepanjang pantai utara daratan dan banyak provinsi Dataran Tinggi. Selain itu ada lima gempa susulan, dengan perkiraan lebih banyak. Tidak ada potensi tsunami seperti yang terjadi di darat;
Sementara itu ada laporan rumah rusak di Ambunti. Orang yang bermukim di wilayah episentral atau pusat gempa disarankan untuk mengambil tindakan pencegahan.
Tentang kemungkinan tsunami atau letusan gunung berapi, seorang pejabat dari divisi tersebut mengatakan: “Tidak, tidak ada gunung berapi di daerah itu.
“Gangguan itu karena banyaknya vegetasi yang membusuk di danau.
“Gempa bumi telah mengganggu ini dan mengakibatkan pelepasan gas yang normal.
Efeknya akan segera stabil.”
Berbicara dari Danau Chambri, Bernard Mandali mengatakan kepada The National bahwa hingga Senin (3/4/2023) pagi, tiga rumah rusak di Kampung Aibom tetapi tidak ada korban yang dilaporkan.
Anggota parlemen Ambunti-Dreikikier Johnson Wapunai mengatakan kantor distrik juga terkena dampak, dengan tujuh rumah di daerah Ambunti hancur pada pukul 09.30 kemarin.
“Di Avatip, tiga rumah roboh sementara empat rumah roboh di Yambon dan Yawambak tertimpa parah,” katanya.
“Rumah-rumah bergoyang dan berdiri menyamping termasuk rumah anggota lingkungan yang roboh ke tanah. Di Malu, dua rumah kecil roboh.”tambahnya.
Dia memperkirakan hampir 30 persen rumah rusak.
Sementara itu seorang pejabat setempat,kepada surat kabar Papua Nugini Post-Courier melaporkan empat orang tewas dan sedikitnya 17 orang lainnya luka-luka setelah gempa tersebut menyebabkan kerusakan di 23 kampung di sekitar pusat gempa.
LSM Samaritan Aviation telah mendaratkan pesawat amfibi di Sungai Sepik, tempat orang-orang dibawa untuk diterbangkan untuk perawatan medis.
Colles Pinga, warga Korogu, mengatakan tiga rumah ambruk di kampungnya, sebelah utara pusat gempa, dan sejumlah keluarga terluka.
“Setiap sepuluh menit sekarang kami mengalami guncangan,” katanya, Senin (3/4/2023) pagi.
“Orang-orang takut … semuanya sangat sunyi.Ada tanah longsor di sepanjang tepi sungai… cukup menakutkan.”tambahnya.
Kolonel Carl Wrakonei dari Pusat Bencana Alam mengatakan, gempa bumi berdampak pada enam distrik di Sepik Timur.
“Kami tidak bisa mencakup seluruh enam kabupaten,” katanya.
“Salah satu tantangannya adalah mobilitas dan aksesibilitas, itu akan sulit.”tambahnya.
Dalam sebuah pernyataan, Pusat Bencana Nasional Papua Nugini mengatakan sedang melakukan penilaian di tingkat provinsi untuk mengetahui tingkat kerusakan dan korban.
“Pusat Bencana Nasional saat ini sedang menunggu laporan dari provinsi-provinsi dan akan memberikan laporan tentang kerusakan sepenuhnya dan statistik korban … segera setelah laporan diterima.”
Papua Nugini terletak di “Cincin Api” Pasifik, busur patahan seismik di sekitar Samudra Pasifik tempat banyak gempa bumi dan aktivitas vulkanik terjadi.
Gempa berkekuatan 7,6 pernah pula melanda daerah terpencil di Papua Nugini pada September 2022 lalu di Madang dan kemudian diketahui telah menewaskan 21 orang.(*)