Jayapura, Jubi – PM Samoa, Fiame Naomi Mata’afa, mengatakan penanganan perubahan iklim tetap menjadi tantangan utana dan prioritas nomor satu negaranya.
Fiame mengatakan kepada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa tantangan utama bagi masyarakat Pasifik adalah mengamankan tindakan untuk bertahan hidup.
Dia mengatakan pencapaian pembagian 50-50 antara pendanaan mitigasi dan adaptasi sangat penting bagi Samoa dan Negara Berkembang Pulau Kecil.
Fiame mengatakan para pencemar besar memiliki kewajiban moral dan tanggung jawab untuk memenuhi komitmen mereka menjelang COP27 karena mereka memegang kunci untuk mencapai janji 1,5 derajat dari Perjanjian Paris.
“Kita seharusnya tidak memadamkan api untuk kehilangan dan kerusakan. Bencana alam terus menghancurkan kehidupan yang tak terhitung jumlahnya. Peristiwa iklim baru-baru ini bersifat lintas batas dan membawa pulang kenyataan bahwa tidak ada negara yang kebal terhadap dampak perubahan iklim,” katanya sebagaimana dilansir Samoa PM points to climate change as key challenge | RNZ News.
Fiame mengatakan pemerintahnya akan menjaga dan melindungi hak asasi manusia dan kebebasan.
Dia juga mengatakan krisis politik baru-baru ini adalah kunci bagi perjalanan Samoa sebagai demokrasi yang matang.
Setelah pemilihan 2021, Fiame dan Tuilaepa Sailele Malielegaoi, keduanya mengaku sebagai perdana menteri, saling menuduh kudeta, dan petahana mengatakan sumpah serapah Fiame adalah pengkhianatan. (*)