Jayapura, Jubi – Presiden Nauru, Russ Kun, baru saja dilantik dan mengucapkan sumpah jabatan serta para menteri dan wakil menteri kabinet.
Pemerintahan Presiden Nauru yang baru, Russ Kun, telah dilantik, Rabu (28/9/2022), dan eksekutifnya mencakup 13 anggota dari 19 anggota parlemen di parlemen.
Melansir https://www.rnz.co.nz/international/pacific-news/475732/nauru-s-new-president-takes-oath bahwa Kun mempertahankan banyak portofolio kunci untuk dirinya sendiri, penanganan, urusan luar negeri, polisi, dan keadilan di antara banyak lainnya.
Stephen Hunt menangani keuangan, Wanani Dowiyogo memiliki portofolio memancing, dan Timothy John Ika akan bertanggung jawab atas kesehatan.
Tiga menteri kabinet lainnya adalah Rennier Gadabu dalam pengelolaan lingkungan, perubahan iklim dan ketahanan nasional, Richard Hyde Menk adalah Menteri Pendidikan dan Olahraga, sementara Pyon Deiye mengambil media dan komunikasi
Selain itu, ada tujuh posisi wakil menteri.
Kun mengatakan pemerintahnya akan menjangkau semua orang Nauru agar mereka bahu-membahu dan ikut pula membantu memajukan bangsa.
Ia mengatakan Nauru akan berupaya untuk bekerja lebih erat dengan mitra pembangunan seperti Australia, Taiwan, Selandia Baru, Inggris Raya, Uni Eropa, India, Amerika Serikat, dan lainnya.
Dia juga berterima kasih kepada negara-negara itu atas bantuan mereka selama bertahun-tahun, terutama selama periode Covid.
Melansir The Guardian, 2020 menyebutkan bahwa Nauru negara dengan luas pulau utama hanya 21 kilometer persegi ini merupakan satu di antara negara kepulauan terkecil di Pasifik. Populasi penduduknya waktu itu hanya 10.000 orang.
Bekas koloni Inggris ini tercatat pernah jadi negara dengan pendapatan per kapita tertinggi secara global, sehingga sempat membuat iri banyak negara-negara tetangganya di Pasifik.
Nauru dulunya adalah negara penghasil fosfat terbesar dunia. Bukan sembarang fosfat, namun fosfat yang bermutu sangat tinggi yang terbentuk dari endapan kotoran burung selama berabad-abad.
Fosfat merupakan bahan baku pupuk. Setelah merdeka dari Inggris tahun 1968, tambang fosfat begitu marak di Nauru. Puncak produksinya terjadi pada era tahun 1980-an.
Kini negara itu telah jatuh miskin karena salah urus tambang mineral fosfat. (*)