Jayapura, Jubi – Sebanyak 49 pengamat internasional dan regional yang saat ini berada di Vanuatu untuk memantau jalannya pemilihan umum di Vanuatu. Pemilu ini akan berlangsung pada 13 Oktober 2022.
Pemilihan itu dipicu setelah pembubaran parlemen negara itu pada 19 Agustus 2022 oleh Presiden Nikenike Vurobaravu. Pemilu cepat ini dilakukan karena adanya mosi tidak percaya terhadap perdana menteri yang sekarang menjadi caretaker, Bob Loughman.
RZN.com menyebutkan bahwa sekitar 300.000 orang diperkirakan akan memberikan suara mereka dalam pemilihan langsung.
Ketua Komisi Pemilihan, Edward Kaltamat, mengukuhkan pengamat dari Kiribati, Prancis, Cina, Fiji, Melanesia Sekretariat Spearhead Group, Forum Kepulauan Pasifik, Australia, Selandia Baru, Inggris, dan Pembangunan PBB berada di negara itu.
Kaltamat mengatakan kehadiran mereka akan memberikan kepercayaan kepada para pemilih tentang transparansi dan kredibilitas pemilu.
Ke-49 pengamat telah menandatangani kode etik mereka untuk membimbing mereka saat mereka berada di lapangan.
Kaltamat mengatakan beberapa dari mereka akan tinggal di ibu kota Vanuatu untuk memantau pemilihan di Port Vila dan daerah pemilihan Efate, dan beberapa akan dikerahkan di pulau-pulau itu.
Dia mengatakan para pengamat akan diberi pengarahan sebelum dikirim ke pulau-pulau itu dengan pesawat terbang.
Ini bukan pertama kalinya pengamat internasional memantau pemilu di Vanuatu. (*)