Jayapura, Jubi – Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG Wilayah V Jayapura menggelar kegiatan Sekolah Lapang Gempabumi dalam rangka meningkatkan kesiap-siagaan kepada masyarakat.
Kegiatan yang berlangsung di Hotel Horison Ultima Entrop, Kota Jayapura selama dua hari, 17-18 Juli 2023, dengan tema “Pengaturan masyarakat siaga dan tangguh tsunami pada daerah wisata pantai Kota Jayapura”, yang dihadiri lembaga masyarakat, swasta, pemerintah daerah, BUMN, dan BUMD.
Plt. Deputi Bidang Geofisika BMKG, Hanif Andi Nugraha, mengatakan SLG untuk meningkatkan penanganan masyarakat yang berada di pesisir pantai, sehingga dapat meminimalisir korban jiwa dan hilangnya harga benda.
“Meningkatkan kapasitas pemerintahan daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiap-siagaan terhadap gempa bumi dan tsunami, melakukan kerjasama dengan melakukan mitigasi untuk mewujudkan masyarakat yang siaga,” ujarnya.
SLG, lanjut Hanif, memberikan pengetahuan dan edukasi masyarakat mengenai potensi gempa bumi dan tsunami serta mitigasinya sekaligus menyiapkan masyarakat untuk mendapatkan pengakuan UNESCO sebagai tsunami ready community.
“Menjadi contoh bagi masyarakat Indonesia di wilayah rawan gempa bumi dan tsunami. SLG ini juga bertujuan sebagai salah satu strategi untuk meningkatkannya minat wisatawan dan dunia usaha dengan mengembangkan Kota Jayapura berbasis mitigasi bencana,” jelasnya.
Hanif menambahkan BMKG sudah melakukan kajian potensi tsunami dan gempa serta sudah menyusun peta jalur dan rencana evakuasi di Kota Jayapura guna mewujudkan masyarakat yang siaga.
Asisten I Bidang Pemerintahan, Nicholas Evert Merauje, mewakili Penjabat Wali Kota Jayapura, Frans Pekey, mengatakan SLG adalah kegiatan yang sangat positif dalam menyiapkan diri untuk meningkatkan kesiap-siagaan.
“Kami sangat berterima kasih dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada BMKG. Harapan kami, SLG tidak berhenti sampai di sini tapi terus berlanjut agar masyarakat di seluruh wilayah pesisir pantai di Kota Jayapura memiliki kesiap-siagaan dan mitigasi bencana,” ujarnya.
Nicholas Merauje menambahkan SLG menyentuh seluruh lapisan masyarakat untuk mendapatkan pemahaman tentang mitigasi dan kesiap-siagaan gempa bumi dan tsunami adalah ancaman serius karena menyebabkan kerugian harga benda dan jiwa.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Jayapura, Herlambang Hudha, mengatakan SLG untuk meningkatkan kesadaran dan keamanan masyarakat yang berada di wilayah pesisir yang rawan gempa dan tsunami agar lebih tangguh, sehingga bisa melakukan mitigasi secara mandiri.
“SLG ini merupakan kegiatan yang rutin dilakukan BMKG dengan harapan bisa memberikan pemahaman dan menguatkan kesadaran masyarakat agar selalu siap siaga terhadap ancaman gempabumi dan tsunami. Kegiatan diskusi dan pemberian materi,” katanya.
Herlambang menambahkan BMKG Wilayah V dan membuat mikro zonasi lokasi-lokasi yang ada di Kota Jayapura. Hasil dari mikro zonasi ini menjadi indikator setiap warga yang ingin mendirikan bangunan harus sesuai RTRW agar aman dari gempabumi. (*)