Sentani, Jubi – Kebakaran yang menimpa sejumlah bangunan kantor di kompleks Kantor Bupati Jayapura, Gunung Merah, Sentani hingga saat ini masih dalam proses penyelidikan dan menunggu hasil penelitian lab forensik Polda Papua.
“Satu atau dua minggu ke depan kita akan terima hasil labfor,” ujar Kapolres Jayapura, AKBP Fredickus Macklarimboen, saat ditemui Jubi di Sentani, Senin (25/9/2023).
Dikatakan, hasil Labfor dari Polda Papua memang harus ditunggu karena Labfor ini membawahi wilayah kerja Papua dan Papua Barat. Ada kasus lain yang juga sedang ditangani. Jadi hasil ini memang kita harus tunggu antrean. Ada kasus lain di wilayah Papua Barat yang sedang ditangani,โ jelas AKBP Fredickus Macklarimboen.
Menurutnya, kasus kebakaran yang terjadi bukan hanya dalam satu titik saja. Selain kantor KPU, kebakaran yang terjadi di Kantor Kementerian Agama juga sudah kita laporkan untuk diidentifikasi lebih lanjut sebab-sebab kebakarannya.
“Soal keterangan dari sejumlah pihak yang berkaitan sudah diambil. Semoga dalam waktu yang bersamaan hasil labforensik ini bisa keluar,” ujarnya.
Kapolres Jayapura juga mengimbau kepada seluruh masyarakat agar senantiasa menjaga dan turut mengawasi kamtibmas di lingkungan masing-masing. Bila ada hal-hal yang diyakini mengganggu ketertiban atau di luar dari kewajaran, bisa segera dilaporkan langsung kepada pihak berwajib untuk penindakan lebih lanjut.
“Kita menyarankan kepada pemerintah daerah untuk menyiapkan fasilitas pendukung seperti hydrant air, kamera pengawas di setiap obyek fital, sehingga ketika ada hal-hal seperti kejadian kemarin [kebakaran] bisa cepat dicegah atau diindentifikasi siapa pelaku utama,”ย katanya.
Anggota DRPD Kabupaten Jayapura, Sihar Lumban Tobing, mengatakan dalam kurun waktu dua bulan, terjadi beberapa kasus kebakaran di kompleks Kantor Bupati Jayapura. Pada bulan Agustus 2023 Kantor Arsip Daerah, Radio Khena Mbai Umbai, dan kantor KPU. Pada 2 September Kantor Kementerian Agama juga ludes di lahap si jago merah.
“Terjadinya di waktu malam atau sudah tidak ada aktivitas di kantor-kantor tersebut. Ini ada apa? Kantor yang letaknya agak sepi dari jangkauan,” ujarnya.
Sihar Tobing juga mengatakan kompleks Kantor Bupati Jayapura di Gunung Merah, di gapura pintu masuk ada Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) yang berjaga dan di pintu bagian belakang atau pintu keluar ada Pos Polisi yang berjaga 24 jam secara bergantian.
Menurut Tobing yang juga sebagai Ketua Bappemperda, ada hal-hal teknis yang perlu dijelaskan atau juga mendapat masukan sebagai bahan pertimbangan Pemerintah Kabupaten Jayapura.
“Misalnya, di setiap pos jaga saat ini kekurangan anggota atau minim fasilitas termasuk soal kinerja yang tidak sebanding dengan pendapatan. Lalu fasilitas penunjang lainnya seperti damkar yang kerepotan dalam tugas dan tanggung jawabnya untuk memadamkan api,” ujar Tobing.
Kantor pemerintahan, kata Tobing, adalah obyek fital yang harus dijaga setiap saat. Setiap kantor dinas minimal ada dua hingga tiga orang yang bergantian untuk menjaganya, baik saat aktif kegiatan maupun setelah jam kantor selesai.
“Kantor yang besar ini tetapi tidak ada kamera pengintai yang terpasang, hal ini sangat penting dalam situasi apapun,” ujarnya.
Dia menambahkan ada banyak kekurangan yang harus dibenahi dan dievaluasi oleh pemerintah daerah bersama dinas teknis. Misalnya pemadam kebakaran, hingga saat ini hanya ada satu unit, padahal daerah ini sangat luas, fasilitas pendukungnya seperti armada, petugas, dan lainnya juga sangat minim.
“Kota Sentani terus berkembang dan dipadati oleh perumahan penduduk. Kalau kita tidak mengantisipasinya dengan menyiapkan fasilitas umum seperti hydrant air di tempat umum, ketika kebakaran terjadi, bukan hanya pemadam yang terlambat, tetapi dukungan fasilitas lainnya sama sekali tidak ada, termasuk di areal perkantoran Gunung Merah ini,” katanya. (*)