Jayapura, Jubi – Sejak sebelas tahun lalu Mama Oplina menjual pinang di kawasan Perumnas III Waena, Kota Jayapura. Bukan tanpa alasan perempuan 42 tahun ini menjual pinang di ibu kota Provinsi Papua.
Mama Oplina menjual pinang semata untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan membiayai sekolah anak-anaknya.
“Saya membiayai anak-anak saya sebanyak 4 orang; tiga perempuan dan satu laki-laki,” kata Mama Oplina kepada Jubi di Waena, Selasa (17/10/2023).
Dia bercerita bahwa dirinya datang dari Lanny Jaya, Provinsi Papua Pegunungan, pada tahun 2009. Namun, empat tahun kemudian, 2013, dia bersama sang suami memutuskan untuk menjual pinang untuk menyambung hidup dan membiayai empat anaknya.
Betapa tidak, keempat anaknya masih sekolah. Mama Oplina bersama suami pun harus membanting tulang untuk membiayai keempat buah hati. Anak pertama seorang perempuan. Namanya Irma Wandik, kelas III SMA.
Sedangkan anak kedua, Frengky Wandik, kelas II SMA, anak ketiga Ekince Wandik, kelas I SMP, dan anak bungsu, Yuliance Wandik masih balita atau bawah lima tahun.
“Suami saya seorang petani. Pekerjaannya tiap hari membantu saya beli pinang di Pasar Youtefa. Kemudian kami kembali berjualan. Hal ini kami mulai semenjak 2013 hingga sekarang,” kata Mama Oplina.
Sejak saat itu, tiap hari, mereka menjual pinang di pinggiran jalan di kawasan Perumnas III. Kecuali hari Minggu. Karena pada hari Minggu sepasang suami-istri ini bersama anak-anak harus ke gereja untuk beribadah.
Mama Oplina mengatakan, dirinya harus menghabiskan Rp500 ribu untuk membeli pinang di Pasar Youtefa. Itu dilakukan dua kali seminggu.
“Per hari saya beli pinang pake modal Rp500 ribu hingga hasilnya juga setiap hari Rp500-700 ribu. Namun, pendapatan itu tergantung pembeli yang datang,” ujarnya.
Harga jualnya pun bervariasi. Ada yang dijual per tumpuk sekitar Rp5.000 atau Rp10.000 hingga Rp30.000. Itu pun tergantung tumpukan dan besar-kecilnya buah pinang.
Dia berujar, kebanyakan pembeli di lapaknya adalah mahasiswa.
“Kami berharap Pemkot Jayapura bisa melihat kami, karena tempat ini satu-satunya pusat cari makan warga dari Buper Gunung, Uncen Atas, Kamp Wolker, Perumnas II, serta (warga) di sekitaran sini,” katanya.
Pinang yang dibeli dari Youtefa dan dijualnya di Perumnas III itu kadang-kadang baru laku terjual dua sampai tiga hari. Berkat kerja keras dan kesabarannya bersama sang suami, Mama Oplina bisa membuat rumah pada 2019. (*)