Jayapura, Jubi – Sekolah Menengah Pertama atau SMPN 1 Jayapura menggelar pameran karya hasil inovasi para siswanya.
Pameran ini dalam rangka penguatan karakter peserta didik melalui penerapan pembelajaran kontekstual berbasis seni budaya (presisi) dan implementasi program sekolah penggerak melalui kegiatan proyek penguatan profil pelajar Pancasila.
Pameran karya inovasi hasil belajar peserta didik selama tiga bulan ditampilkan kerajinan tangan dari barang-barang bekas, seperti plastik, kertas, daun kering serta olahan makanan khas Papua.
Warga sekolah, baik kepala sekolah, guru, staf tata usaha, dan peserta didik serta tamu undangan sangat antusias menyaksikan pemeran karya seni yang ditampilkan di lapangan upacara.
“Karya seni yang dikerjakan kelompok ini, murni dari hasil karya siswa mulai dari perencanaan hingga pembuatan, yang dibantu orang tua dan wali kelas,” ujar Kepala SMPN 1 Jayapura, Purnama Sinaga, Kamis (17/11/2022).
Pemeran seperti ini mengajarkan siswa untuk kreatif, kritis, bergotong royong, mandiri, berpikiran global, keimanan atau ketakwaan, dengan lingkungan masyarakat dan sekolah sebagai sumber belajar.
“Fungsi pameran bagi siswa adalah meningkatkan kemampuan atau motivasi siswa dalam membuat karya seni, sebagai sarana apresiasi, melatih siswa untuk bermasyarakat, sarana rekreasi, sarana edukasi,” ujarnya.
Purnama berharap agar tidak hanya sebagai pameran, tapi terus dikembangkan sehingga bernilai ekonomi untuk membantu pendapatan atau pemenuhan keuangan.
Salah satu siswa SMPN 1 Jayapura, Stien Gloria, kelas VIII G mengatakan sangat bersyukur karena ikut terlibat dalam program presisi yang bermanfaat untuk pengembangan inovasi dan kreativitas.
“Kami berkreasi dengan sampah kering menjadi bunga, pot bunga, dan hiasan dinding. Proses pembuatan selama dua minggu. Idenya dari kami sendiri,” ujar Stien yang juga ketua kelompok.
Stien menambahkan selama pembuatan daur ulang berkreasi dengan sampah kering pada saat jam pulang sekolah bersama wali kelas serta orang tua para wali kelas VIII G, yang selalu mendampingi sampai selesai.”Dana yang kami gunakan uang kas kelas, sumbangan dari siswa serta orang tua dari para-para kelas. Konsumsi yang kami makan saat kerja lembur di kelas dibawa dari rumah,” ujarnya. (*)