Jayapura, Jubi – Balai Bahasa Provinsi Papua menggelar kemah penulisan cerpen berbahasa daerah di Kota Jayapura, Provinsi Papua, pada 23 – 26 November 2023. Kemah penulisan cerpen itu 18 peserta.
Hal itu dinyatakan Kepala Balai Bahasa Papua, Sukardi Gau di Hotel Horison Kotaraja, Kota Jayapura, Kamis (23/11/2023). “Tujuannya adalah melatih para siswa untuk lebih intensif dalam menulis cerpen berbahasa daerah,” ujar Sukardi.
Menurut Sukardi, kemah penulisan cerpen itu merupakan tindak lanjut kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah atau RBD yang dilaksanakan di sembilan kabupaten/kota di Provinsi Papua. Kemah penulisan cerpen yang digelar Balai Bahasa Provinsi Papua itu diharapkan akan membuat proses pembelajaran bahasa daerah terus berkelanjutan.
“Peserta [dipilih dari penulis] yang sudah memiliki bakat dalam menulis cerpen, sehingga menghasilkan buku cerpen hasil karya dari anak-anak Papua. [Itu merupakan] program pelindungan bahasa dan literasi,” ujarnya.
Ia menyatakan setiap peserta bebas menulis cerpen tema apapun, namun diarahkan untuk menulis tema lingkungan, seni, dan budaya menggunakan bahasa daerah. “Hasil karya cerpen mereka bisa dimanfaatkan untuk bahan bacaan, akan kami terbitkan dalam sebuah buku,” ujarnya.
Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Hafidz Muksin mengatakan menjadi kemah penulisan cerpen Balai Bahasa Provinsi Papua itu diharapkan menjadi tunas bahasa ibu untuk mengasah pola berpikir kritis, logis, kreativitas, dan daya nalar tinggi.
“Dengan kemampuan itu, saya yakin akan tumbuh narasi cerita pendek dari kehidupan sehari-hari. Dengan bimbingan, saya yakin [para peserta bisa menulis cerita pendek [dan] menghasilkan karya sebagai sumber bacaan pendukung untuk literasi Indonesia,” ujarnya.
Hafidz menyatakan pembangunan sumber daya manusia atau SDM menjadi tulang punggung upaya membangun masyarakat Papua yang cerdas, berprestasi, dan berdaya saing. Untuk itu, pendidikan berperan penting.
“Kami telah membukukan 50 judul cerpen karya peserta kemah penulisan cerpen dari 10 provinsi. Kami ingin melihat tokoh sastrawan dari Papua. Orang yang berkarya di bidang bahasa dan sastra sudah diakui dunia internasional,” ujarnya.
Hafidz berharap pelatihan dan pendampingan tersebut dapat menumbuhkan kemampuan peserta menggali ide atau gagasannya. “Supaya dalam hal praktik menulis cerpen dan memoles mengurasi bahasa mereka dengan baik, sehingga menjadi karya yang layak cetak dan pantas dibaca khalayak, sebagaimana cerpen-cerpen yang ditulis oleh kalangan profesional,” ujarnya. (*)