Jayapura, Jubi – Balai Bahasa Papua menggelar kemah penulisan cerpen berbahasa daerah dari 10-13 Januari 2023, yang diikuti sebanyak tujuh siswa-siswi SMP.
“Tujuannya adalah melatih para siswa untuk lebih intensif dalam menulis cerita pendek berbahasa daerah,” ujar Kepala Balai Bahasa Papua, Muhammad Muis, di Balai Bahasa Papua, Distrik Heram, Kota Jayapura, Kamis (12/1/2023).
Kemah penulisan cerpen berbahasa daerah sebagai tindak lanjut dari kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah atau RBD, yang dilaksanakan di satu kota dan enam kabupaten di Papua, agar proses pembelajaran bahasa daerah yang telah dilaksanakan terus berkelanjutan.
“Peserta sebanyak tujuh orang dari tujuh SMP di tujuh kabupaten dan kota di Papua, yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Biak, Kabupaten Sarmi, Kabupaten Keerom, Kabupaten Mimika, dan Kabupaten Merauke,” ujarnya.
Kemah penulisan cerpen berbahasa daerah ini dimaksudkan untuk memberikan pelatihan menulis cerpen bagi siswa yang memang sudah ada bakat dalam menulis cerpen.
“Cerpen mereka akan diterbitkan berupa buku pada Februari 2023, dan akan diluncurkan oleh Menteri Pendidikan Indonesia. Peserta adalah pemenang dari program revitalisasi bahasa daerah melalui kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu,” ujarnya.
Melalui pelatihan dan pendampingan tersebut, dapat memberikan kemampuan menggali ide atau gagasan dengan pengembangan kalimat bernuansa sastra dalam bahasa daerah melalui pendampingan.
“Supaya dalam hal praktik menulis cerpen dan memoles mengurasi bahasa mereka dengan baik, sehingga menjadi karya yang layak cetak dan pantas dibaca khalayak sebagaimana cerpen-cerpen yang ditulis oleh kalangan profesional,” jelasnya.
Peserta kemah penulisan cerita pendek berbahasa daerah di Papua, yaitu Septinus Raymond Deda dari SMP Satu Atap Ayapo, Kabupaten Sentani; Martha Syamba dari SMP Negeri 4 Arso, Kabupaten Keerom.
Selain itu, Katarina Since Freni Soway dari SMP Negeri 1 Mimika Timur, Fabiolla Martha Ida Saweri dari SMP YPK Ebenhaezer Sarmi, Rian Febian Yonas Kaviar dari SMP Negeri 1 Biak Utara, Gabriel Sebastian Marshall dari SMP Negeri 9 Jayapura, Maria Glory Easter Atek dari SMP Negeri 2 Merauke.
Cerpenis atau kurator kemah penulisan cerita pendek berbahasa daerah di Papua yang berlangsung secara daring, yaitu Meggy Merlin Mokay, Alfrida V.P Yamanop, dan Elvis Frengki Felix Rumboy.
“Penulisan cerpen berbahasa daerah adalah ajang untuk berlatih dan berkarya, dengan harapan ke depan menjadi penulis cerpen yang handal dari Papua,” ujarnya.
Cerpenis atau kurator, Elvis Frengki Felix Rumboy, mengatakan pelatihan dan bimbingan mulai dari dasar, dengan memperkenalkan teori serta memotivasi untuk mendapatkan ide dalam penulisan cerpen hingga menghasilkan karya.
“Temanya bebas tapi bagaimana kami bisa mengarahkan mereka untuk menulis tema yang menarik, seperti lingkungan, seni, dan budaya menggunakan bahasa daerah,” jelasnya. (*)