Jayapura, Jubi – Rumah Bakau Jayapura menghadirkan dua penerima Kalpataru, Alex Waisimon dan Petronela Meraudje, pada sesi berbagi kisah perjuangan lingkungan di Sekretariat Rumah Bakau, Jl Pantai Egros, Tobati, Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Provinsi Papua, Minggu (24/3/2024).
Pada kegiatan yang digelar menyambut hari jadi keenam Rumah Bakau Jayapura pada 25 Maret 2024 itu, Waisimon dan Meraudje berbagi kisah perjuangan mereka menyelamatkan lingkungan.
Alex Waisimon, Peraih Kalpataru 2017, penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengatakan ia sering dibilang orang gila.
“Memang jadi orang gila tidak gampang, karena kalau orang lihat orang gila itu pasti dia menghindar tidak mau dekat, mereka lebih senang lihat orang yang terpandang,” ujar pria kelahiran 19 September 1961 itu.
Begitu dengan kegiatan memungut sampah, lanjut Waisimon. Orang tidak memandang itu dan menganggap kegiatan itu merendahkan martabat manusia.
Ia menceritakan awal mula kegiatannya di bidang lingkungan. Pada 2009 ia memutuskan kembali ke kampung halamannya di Kampung Yenggu, Kabupaten Jayapura.
“Itu terakhir Tuhan mengingatkan saya untuk kembali ke kampung halaman dan membangun kampung halaman,” ujarnya.
Waktu itu ia menyaksikan matahari terbenam saat berada di atas Garuda Indonesia dari Korea Selatan ke Jepang. Pemandangan yang ia lihat menggugah hatinya.
“Lalu saya putuskan untuk tinggalkan semua angan-angan yang tinggi, sekolah yang tinggi, hidup di luar negeri tempat madu dan susu melimpah, saya lebih memilih balik ke kampung halaman,” katanya.
Kampung halaman baginya adalah segala-galanya. Menurutnya membangun segala sesuatu itu mulai dari kampung halaman dan baginya kampung halamannya adalah surga. Untuk menyelamatkan hutan dan satwa liar yang banyak ditangkap, ia membuat kegiatan di Kampung Rhepang Muaif, Distrik Nimbokrang. Satu setengah tahun awal kegiatannya banyak orang yang mencemoohnya. ‘Buat apa sekolah tinggi tinggi ujungnya masuk hutan’.
“Hari ini saya mulai merasakan hasil dari keputusan saya beberapa tahun lalu. Kelebihan yang saya miliki dapat saya gunakan menolong banyak orang di kampung saya, mengajarkan Bahasa Inggris, menikmati alam yang indah, membuka lapangan kerja, dan ada nilai ekonomi yang saya dapatkan dan bermanfaat bagi saya, tanpa merusak alam di kampung halaman saya,” ujarnya.
Menurutnya suatu kesuksesan kemapanan butuh pengorbanan. Kalau mau sampai di sana pasti ada tantangan yang dihadapi.
“Ada pepatah yang mengatakan kalau kita ganggu alam, alam akan balik ganggu kita.
Jangan heran kalau terjadi banjir, sampah berserakan di pantai, kalau misalnya ada tsunami, apakah kita akan selamat? Mangrove ini juga melindungi kita,” katanya.
Waisimon mengingatkan agar setiap orang harus menjadi berarti dan bermakna untuk orang lain dan mengharumkan nama bangsa itu tidak harus melakukan sesuatu yang besar.
Pada akhir 2018 Alex Waisimon terpilih sebagai satu dari 10 The Asean Biodiversity Heroes. Ia dinilai berkontribusi penting bagi kampung Rhepang Muaif Unurum dalam melindungi hutan, melestarikan burung Cendrawasih, dan sekaligus berperan meningkatkan ekonomi masyarakat melalui program ekowisata Bird Watching.
Petronela Meraudje berbekal tulus
Petronela Meraudje berbagi kisah keterlibatannya dalam kegiatan penyelamatan lingkungan. Ia mengatakan usaha yang ia tekuni selama 12 tahun, yaitu mendaur ulang sampah untuk kerajinan tangan membuat ia mendapatkan Penghargaan Kalpataru tahun 2023 lalu.
Ia mengaku mengerjakan aktivitasnya dengan tulus dan tidak ada motivasi lain yang dipikirkan selain menjaga alam.
“Apa yang kami kerja dilihat, sepele, seperti tanam mangrove yang menyumbangkan oksigen sangat besar bagi kita semua,” ujarnya.
Menurut Meraudje jika berbicara alam berarti menjaga amanat Tuhan. “Kita harus memberi kontribusi untuk Tuhan,” katanya.
Ia berpesan agar tidak menjadikan uang untuk mengukur segala sesuatu. “Pakai apa yang ada yang kita punya, itu untuk mengerjakan segala sesuatu yang kita pikirkan,” ujarnya.
Meraudje juga berpesan agar berbuat baik selagi masih bernapas. “Karena kebaikanmu akan membawamu kepada kebaikan lainnya,” katanya. (*)
Discussion about this post