Wamena, Jubi – Ritual bakar darah dari lokasi kejadian kasus tindak pidana penganiayaan yang membuat orang lain meninggal dunia, diduga menjadi pemicu kebakaran satu rumah warga yang merembet ke dua ruko yang merupakan bengkel motor dan penjahit pakaian, yang terletak di perempatan Jalan Thamrin-Patimura, Potikelek, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, Selasa (19/9/2023) pagi.
Ritual bakar darah tersebut dilakukan oleh pihak keluarga korban atas nama Nike Gombo yang sejak Senin (18/9/2023) malam ditemukan meninggal dunia di ruas Jalan Thamrin, diduga menjadi korban penganiayaan. Korban diketahui sedang hamil.
Sekitar pukul 11.00 Waktu Papua, tiga mobil pemadam kebakaran dan dua unit tangki air dikerahkan membantu memadamkan api.
Sekitar pukul 11.30 api berhasil dipadamkan setelah tiga armada pemadam kebakaran bergantian melakukan penyiraman dan mendapat suplai air dari tangki milik Pikeyro dan UPBU Klas 1 A Wamena.
Kapolres Jayawijaya diwakili Kasat Reskrim, AKP Ibnu Rudihartono, membenarkan kasus tersebut namun belum bisa memastikan apakah kebakaran itu muncul dari ritual pembakaran darah.
“Tadi pagi memang ada tradisi bakar darah di lokasi tersebut. Saat ritual itu berlangsung, api membesar dan merembet ke rumah warga,” jelas AKP Ibnu Rudihartono.
Ia juga menjelaskan bahwa ruko tersebut adalah gudang yang berisi sejumlah motor.
“Kami belum inventarisir semua lantaran masih panas. Namun penyidik sudah ditugaskan mencari data dan saksi di TKP,” ujarnya saat ditemui Jubi di Polres Jayawijaya, Selasa sore usai kejadian peristiwa tersebut.
Menurut penjelasan AKP Ibnu Rudihartono, tempat ritual bakar darah itu berjarak sekitar 20-30 meter dari rumah warga dan ruko yang ikut terbakar. Saat ini pihak kepolisian masih melakukan pendataan dan belum bisa memastikan jumlah kerugian akibat kebakaran tersebut.
“Tidak ada korban jiwa namun menimbulkan kerugian materil yang masih dalam pendataan antara kami pihak kepolisian dengan korban. Aktivitas masyarakat sudah berjalan normal kembali,” katanya.
Terkait kasus kekerasan yang menyebabkan korban meninggal dunia, kata AKP Ibnu Rudihartono, sampai saat ini masih dalam pengembangan dan penyelidikan.
“Terkait para pelaku kekerasan, sejauh ini sudah ada perkembangan signifikan. Dalam waktu dekat ini kami yakin bisa mengidentifikasi siapa pelakunya,” pungkasnya. (*)